Share

Persiapan tunangan

Sang papa mengangguk. "Iya."

Badan Arum bergetar hebat, jantungnya naik turun, ia merasa jika badannya keluar keringat dingin, seperti mimpi rasanya ketakutannya berbalik sembilan puluh derajat menjadi satu hal yang menakutkan. Arum memijit pelipis merasakan kepalanya yang begitu berat saat membuka mata. Mungkin karena ia terlalu syok mendengar permintaan Mama juga papanya. Membuat Levin tak sanggup lagi membantah apapun permintaan sang Mama. Apa yang mereka rahasiakan selama ini? Kenapa banyak sekali rahasia?

"Maafkan Mama dan Papa. Levin, maaf jika ini keputusan Papa, namun Papa lihat kau menderita saat mengetahui jika Arum adalah adikmu bukan."

"Bisa di jelaskan alasannya, Pa?" tanya Levin tak percaya.

"Aku tahu kau kecewa dengan keputusan kami, Nak, namun itulah kebenarannya, kami mengadopsimu saat kedua orang tuamu meninggal saat kecelakaan. Dan saat itu anak kandung kami hilang saat di rumah sakit." Pak Dibyo terlihat melepas kaca mata dan mengusap air matanya yang jatuh.

"Be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status