Share

59. Budak Cinta

Wajah-wajah mereka terlihat terkejut begitu mendengar perkataanku, tak terkecuali Rasti yang baru saja hendak masuk kamar.

"Bell! Maksud kamu apa? Jangan mengada-ngada hanya karena takut kedokmu terbongkar ya!" Mas Danis terlihat emosi seraya menudingku.

"Kedok apa maksud, Mas? Memangnya aku punya kedok apa, Mas? Bukannya kalianlah yang selama ini merencanakan sesuatu yang jahat di belakangku dan Mas Damar?" Aku berucap dengan terus berurai air mata.

"Tunggu, tunggu! Maksud kamu tadi apa, Bell, bilang kalau Mas Damar mengajak kamu berhubungan? Apa dia pernah melecehkan kamu?" Tanya Mas Damar sembari meraih kedua bahuku dan menatapku lekat.

Sekilas aku dapat melihat ada kilat kemarahan di bola matanya. Ya, suami mana juga yang tak marah jika mendengar istrinya dilecehkan? Bahkan yang kulihat di berita, seorang aparat negara saja pun bisa menghabisi nyawa orang yang tertuduh melecehkan istrinya. Apalah lagi Mas Damar yang hanya orang biasa.

Aku hanya mengangguk lemah menjawab pertanyaan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status