Share

Part 23. Hari Pernikahan

Hari berlalu begitu cepat. Hanya tinggal menghitung hari saja aku menikah dengan Rasti.

Benar kata Ibu, seiring berjalannya waktu, aku akan melupakan Bella. Apalagi tak pernah ada kabar lagi tentangnya. Walau sebenarnya aku tak bisa lupa sepenuhnya dengan Bella.

Ibu juga terlihat begitu bersemangat menjelang pernikahanku ini. Berbeda dengan aku yang biasa-biasa saja.

"Bu, kira-kira kita undang Dista gak ya?" Tanyaku saat kami sedang duduk santai menonton televisi.

"Jelas diundang lah, Damar! Ibu malah gak sabar, liat gimana ekspresi sakit hatinya saat kamu bersanding dengan Rasti."

Aku hanya menghela napas pelan. Aku tahu sekali bagaimana perasaan Dista padaku saat ini. Ia pasti tak akan terpengaruh sama sekali melihat aku dengan wanita lain.

Tlung!

Tiba-tiba sebuah pesan masuk ke ponselku.

Begitu kubuka, ternyata pesan dari sahabatku semasa kuliah--Darwis.

[Mau nikah gak ngundang-ngundang lu ya, Bro!]

Aku tersenyum membaca pesan Darwis tersebut. Ternyata kabar aku akan menikah suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status