Share

30. Penyesalan

"Bu, aku minta maaf. Tapi uangnya sudah diambil Rasti."

Ibu mendecih mendengar jawabanku. Kalau sudah begini, Ibu pasti menyesal menikahkanku dengan Rasti. Tapi aku tak mungkin juga menyalahkan Ibu atas semua yang sudah terjadi.

"Ibu Minggu ini ada arisan dengan teman-teman Ibu. Kalau kalung itu tak ada, bisa malu Ibu. Pasti teman-teman Ibu akan mengejek Ibu. Anak naik jabatan bukannya emas bertambah, malah menghilang."

Kepalaku makin berdenyut mendengar penuturan Ibu. Kasihan Ibu, pasti ia akan malu sekali di hadapan teman-temannya. Semua ini gara-gara Rasti. Tapi untuk bersikap tegas ke Rasti, aku pun tak berani.

"Ibu pinjam perhiasan Rasti dulu aja ya, Bu, untuk arisan nanti." Aku berusaha memberikan solusi pada Ibu.

Ibu melirikku sekilas lalu mendesah pasrah seperti tak yakin akan diizinkan Rasti.

Bersamaan dengan itu, terlihat Rasti baru keluar dari kamar mandi dan hendak menuju kamar. Aku langsung memanggilnya, ingin meminjam perhiasan untuk Ibu.

"Ada apa, Mas?" Tanya Rasti ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dian Rahmat
hahaha... nasib nasiiiib. makanya Damar, jgn dzalim sama istri. skrg kerulah deh dpt istri kek ibu tiri. gitulaj nasibnya lelaki pecundang bin plin plan.
goodnovel comment avatar
Dyana Dent
hahahaha....sekarang suami takut istri ,dulu aja sombong banget ,pelit lagi.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status