Share

33. Syarat dari Rasti

"Pak Karwo, jangan begini. Mari kita bicarakan baik-baik dulu di dalam." Ibu langsung menyela, terlihat wajah Ibu semakin pucat karena ketakutan atas ancaman Bapak Rasti.

Bapak Rasti hanya berdecak kesal, dan menuruti permintaan Ibu untuk masuk ke dalam rumah. Aku pun mengekori mereka masuk juga dengan hati sedikit lega, karena bisa lepas sesaat dari pandangan menyelidik para tetangga.

Setelah masuk, kami pun duduk berkumpul di ruang tamu.

"Rasti, jadi sekarang maunya kamu gimana? Kamu mau apakan si Damar ini?" Tanya Ibu Rasti membuat darahku mendidih kembali.

Kenapa hanya Rasti yang ditanyai soal keputusan? Seolah aku ini adalah orang yang paling bersalah dalam masalah ini. Padahal semua juga berawal dari kesalahan Rasti.

Namun, tetap saja aku tak bisa meluahkan amarahku pada Ibu Rasti untuk saat ini.

"Emm, gimana ya, Bu? Aku juga bingung. Apa lebih baik aku tinggalkan saja laki-laki ini?" Rasti menatapku dengan pandangan menghina, membuat harga diriku seperti diinjak-injak.

Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status