Share

38. Fakta Baru

"Maass! Buka pintunya! Jangan seenaknya saja ya kamu perlakukan aku begini. Aku benar-benar akan menuntut kamu nanti." Rasti terus menggedor pintu kamarku sembari terus berteriak marah.

Kututup rapat telinga dengan bantal agar tak mendengar teriakan Rasti yang begitu mengganggu. Aku tak lagi peduli dan tak lagi takut dengan semua ancamannya. Aku sudah benar-benar muak dengan perlakuan Rasti. Mau rumah tanggaku dengannya harus hancur pun aku tak masalah. Dari pada harus terus terjajah oleh sikap Rasti.

Tubuh yang lelah, membawaku cepat terlelap ke alam mimpi. Sejak hidup bersama Rasti hidupku jadi urakan. Bahkan amat sering aku tidur dalam kondisi masih berpakaian kerja tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.

Pagi-pagi sekali aku bangun. Melihat ranjang hanya ada aku, kembali aku teringat pada Rasti.

Buru-buru kubuka pintu kamar untuk memastikan wanita itu sudah pergi atau belum.

Tapi aku dibuat kesal, saat melihatnya masih berada di rumah dan sedang tidur nyenyak di atas sofa. Sepert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status