Share

Bab 54

"Mirip banget sama kamu waktu pas masih bayi, Ndra," ujar Santi seraya terus memandangi bayi mungil yang berada dalam box.

"Iya, apa lagi hidungnya San, adikmu banget," sahut Bu Tari dengan senyum bahagia menghiasi wajah.

"Bener, Buk. Masyaallah gantengnya ponakan bude ini." Santi sibuk mencolek pipi gembul anak adiknya itu dan sesekali melantunkan solawat.

Ibu dan anak itu tidak hentinya memandang bayi yang baru saja lahir. Mereka tidak beranjak sedikit pun sejak bayi laki-laki itu di masukkan box oleh perawat. Wajah tampannya membuat siapa saja tidak ingin berpaling.

Hendra yang tengah duduk di samping brankar Laila, ikut tersenyum bahagia. Dia semakin yakin bahwa anak itu adalah anaknya, hampir seluruh wajah keduanya mirip. Bak pinang di belah dua kata orang.

Kemudian Hendra mengalihkan pandangan, kini di pandang wajah ayu istrinya. Mata wanita itu masih terpejam, meski sudah sadar sejak masuk dalam ruang rawat. Katanya tubuh terasa lelah dan Laila mencoba memejamkan mata.

"Mas pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status