Share

Khawatir

Yusuf bergeming. Ia tidak tahu harus menjelaskan apa pada putra sambungnya itu. Tidak mungkin, bila harus menceritakan semua secara detail. Walaupun Galang anak pintar dan sudah hapal situasi di rumahnya, tetapi baginya ia tetaplah anak kecil yang tak harus mengetahui masalah orang dewasa.

Yusuf berlutut di hadapan Galang. Ia menatap lekat putra sambungnya itu. "Mama sedang ingin menyendiri. Galang sama Abi di sini, ya. Besok, setelah urusan Abi selesai. Kita jemput Umi."

"Jemput Umi, Bi? Horeee!" teriak Galang seraya joged-joged khas anak kecil. Yusuf mengembuskan napas perlahan, seperti ada kepuasan tersendiri untuknya, saat melihat senyum Galang yang tercetak indah dari kedua sudut bibirnya.

"Senangnya anak Abi," ucap Yusuf seraya mengacak puncak kepala Galang.

"Senang banget, Abi. Soalnya Galang kangen banget sama Umi."

"Ya sudah, ayo kita masuk. Tahun ini kamu masuk sekolah, ya, Nak? Nanti Galang akan belajar dan memiliki teman yang banyak."

"Sekolah? Teman?"

Yusuf menuntun Gala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status