Share

287). Menikahi Alula?

***

"Sip, udah sampe."

Damar melepaskan kedua tangannya dari kemudi ketika sedan hitam yang dia kendarai akhirnya sampai di depan gerbang rumah Arsya.

Rutinitas setiap hari. Pulang kantor, Damar selalu ke rumah sakit untuk menjemput dan mengantarkan Arsya pulang. Kadang malam, kadang sore, waktu pulang dokter cantik itu tak menentu—tergantung kesibukan di rumah sakit.

Dan malam ini kebetulan Arsya bisa pulang lebih awal. Tak menunggu gelap, pukul lima sore dia sudah sampai di rumah.

"Mampir dulu enggak?" tanya Arsya.

Tak langsung menjawab, Damar memandang tunangannya itu. "Kalau enggak mampir, kamu marah enggak?" tanyanya.

"Kenapa enggak mau mampir?"

"Capek, pengen rebahan," kata Damar. "Siang ini hectic banget di kantor."

Bukan remaja lagi, Arsya tak merengek sama sekali. Dia mengangguk—menyetujui keputusan calon suaminya untuk tak mampir dulu ke rumahnya.

"Oh, oke enggak apa-apa," kata Arsya. "Langsung pulang aja. Mandi, terus istirahat."

"Enggak marah?"

"Enggaklah," kata Arsya tanp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
om Gilang nasehatin istrimu yang gila kayak aurora
goodnovel comment avatar
Chacha Unyil
eh enak aja suruh mutusin Arsya demi Lula jangan. mau dam si Aurora egois ih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status