Share

Kedatangan Weni dan Dewi

Matahari mulai merangkak ke atas. Memberikan sinarnya yang mulai panas ke bumi. Orang-orang sudah memulai aktivitasnya masing-masing dengan hiruk pikuknya memenuhi tanah yang mulai mengering. Mereka tidak peduli dengan kelelahan yang sudah dilakukan sejak pagi. Keinginan untuk memperoleh uang demi memenuhi perut terus dikejar tanpa henti. Tidak peduli badan yang sudah lelah dan rasa lapar yang melanda.

Tidak sabar rasanya menunggu Roy memberikan kabar tentang anakku. Tiba-tiba bunyi ponsel Alvian berdering kembali. Kali ini kulihat dia malas untuk mengangkatnya. Terlihat tangan yang terpasang selang infus meletakkan ponsel di dekat tubuhnya.

“Kenapa tidak diangkat telponnya, Tuan. Jangan-jangan Roy yang menelpon mengabarkan kondisi Andini.”

“Bukan Roy, tapi Mama.”

Aku mengernyit, mamanya sendiri menelpon tapi tidak bersedia menerima. Apa yang sebenarnya terjadi antara Antara Alvian dengan Mamanya?

“Saya tidak ingin ikut campur dengan masalah, Tuan. Saya akan keluar kalau Tuan tidak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status