Share

53. Tetap Ingin di Sisi Daffa

Usai memastikan bahwa Daffa benar-benar tidak koma seperti apa yang Rizki katakan, Dea kontan memeluk Daffa. Perasaan lega menyeruak menyebar ke sela-sela hatinya, setelah kecemasan membombandir tak henti-henti.

Bahkan di sepanjang perjalanan menuju ke rumah sakit tersebut, Dea merasa sesak kesulitan bernafas, membayangkan lelaki yang sangat Dea cintai terbaring koma. Dia naik gojek untuk meminimalisir keterlambatan yang sia-sia, meski sebenarnya jalan kaki dari lapang belakang kecamatan bisa diakses dengan gerak jalan biasa, atau lari.

Hanya saja Dea tak bisa, merasa akan banyak waktu terbuang sia-sia. Saat mengetahui untuk kali pertamanya kabar tak mengenakan hati itu, Dea berpikir untuk cepat-cepat pergi ke sana dengan sangat cepat.

"De-Dea, kamu kirim chat?" Masih dalam dekapan Dea Posa, bisa-bisanya Daffa sekaligus meruntuhkan rasa sedih Dea dengan menanyakan hal tersebut.

Sontak Dea menarik diri, dan itu sedikit membuat Daffa kesakitan. Akan tetapi, di hadapan Dea, Daffa berp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status