Share

506. REMINISENSI #5

Posisi kami lebih landai dari pola medan alam liar yang biasa kutemui.

Barangkali itulah mengapa saat ini kami bisa bertemu puing-puing. Ada satu konsep bagi Padang Anushka bahwa puing-puing selalu dekat dengan keberadaan musuh—aku sebenarnya tak terlalu percaya dengan gagasan itu, tetapi dengan cara paling kebetulan yang bisa terjadi, aku tiba-tiba merasakan keberadaan manusia.

Aku melaporkan itu ke Profesor Merla.

Perintahnya langsung muncul dengan jelas: berhenti, amati dari jauh. Hanya itu. Bukan perintah sederhana yang terkesan langsung menyerang seperti hilangkan diri kami dengan kabut atau sergap tanpa ragu. Kami berhenti agak jauh dari puing-puing, tetapi puing-puing terlihat di balik pepohonan. Aku berjongkok, merasakan langkah kaki—Profesor Merla dan Reila jongkok di dekatku.

“Menjauh,” kataku. “Semakin jauh.”

“Berapa orang?”

“Satu.”

“Mencurigakan. Mustahil mu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status