Share

Sayang Kamu

"Ye, maaf."

"Sakit nih di sini."

"Kamu juga masuk pake ngendap-ngendap nggak nyalain lampu."

Bagaimanapun beralibi, tetep suami pasti yang salah. "Sakit nih, Yang."

Sara menuntunku duduk di kursi, memilah helai rambut untuk ditiup. Lucu aja kalau dia bawa tongkat bisbol buat jaga-jaga. Syukur bukan katana yang digantung di ruang utama.

"Lagian kenapa juga sering pulang pagi? Entar balik ke kantor lagi?"

Aku menggeleng. "Aku resign." Kebiasaaan semenjak tahu kalau menyusup buat menghancurkan perusahaan dari dalam ternyata menyenangkan selama enggak ada yang tahu kalau pemilik perusahaan terbesar adalah abahku. Toh, yang kulakukan hanya menghabisi lawan atau perusahaan yang secara finansial merugikan korporasi Abah.

"Loh? Enggak apa-apa?"

"Capek tau, Yang. Kamu sendiri bilang suruh cari kerja ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status