Share

Kerja Sama

"Maaf ya lama nunggu" Sapa Theo pada teman-temannya yang sedang berbincang.

"Santai aja bro" teman yang akan menjadi partner kerja sama Theo langsung berdiri dan menjabat tangan Theo.

"Siapa bro?"Tanyanya menanyakan Josephine.

"Pacar gue. Kenalin namanya Josephine. Sayang ini teman SMA aku yang aku ceritain namanya Riko" Theo mengenalkan keduanya.

"Josephine"

"Riko"

"Udah pada pesan?" Tanya Theo.

"Udah, udah habis juga makanan kita" William menjawab sembari menunjukkan piring kosong di hadapan mereka. 

"Yaudah kita langsung bahas kerja samanya aja ya" lanjut Theo.

"Lo berdua pesan dulu aja"saran Riko.

"Eh gak usah, nanti kita rencana mau makan di rumah dia" jawab Josephine karena Riko memperhatikannya seolah menunggu jawabannya.

"Asik banget udah bawa ke rumah" ledek Riko.

"Udah biasa itu mah mereka berdua" Austin ikut menimpali.

"Theo kan posesif, kayak gak tau aja lo. Tadi aja begitu tau bokap gue mau turun ke perusahaan cabang tempat kerja Josephine dia langsung nelfon gue bilang gak usah ikut turun" ledek James. Josephine yang mendengar penjelasan James, langsung menatap tajam Theo.

"Lo pada kok malah jadi gosipin gue. Kita bahas kerja samanya ada dulu nanti kita bahas itu lagi" Theo mengalihkan pembicaraan mereka setelah melihat tatapan tajam Josephine.

Akhirnya mereka fokus untuk membicarakan mengenai kerja sama ke depannya. Meskipun Josephine dan James tidak terlibat dalam kerja sama tersebut, keduanya tetap ikut memberikan ide dan saran mereka. Semuanya terlihat sangat serius dalam pembicaraan tersebut.

"Nah gue kan udah  ketemu tempatnya, nanti kita tinjau langsung ke lokasi aja. Kalau udah cocok nanti tim gue langsung turun untuk design interiornya, konsepnya sama seperti yang diminta Theo dan Riko" Ucap Austin. 

"Iya. Kita harus tinjau dulu, cocok gak untuk tempatnya, jangan kajauhan dari perusahaan karena target kita kan pegawai perusahaan bokap. Dan di sekitaran sana juga masih dekat lah itu kampus dan masih banyak tempat kerja yang lain di sana. Jadi nanti design-nya juga sesuain aja konsepnya untuk anak muda tapi nyaman juga untuk orang tua" Lanjut Theo.

"Untuk pemasok kopinya aman kan Wil?" Tanya Riko memastikan.

"Aman. Untuk awal ini jumlahnya sesuai kesepakatan aja dulu ya. Nanti kalau mau ditambahin lihat ke depannya dulu. Kalau kuaitasnya tenang aja. Kita pasti kasih yang terbaik untuk semua client kita" jelas William.

"Ini rencananya hanya jual coffee aja?" Tanya Josephine setelah mendengarkan penjelasan mereka. 

"Untuk saat ini sih kita masih kepikiran itu aja belum nemu ide lainnya" jawab Theo.

"Gimana kalau kita bisa masukin menu kue atau pastry atau apa gitu" saran Josephine.

"Kita belum nemu chef, ini agak susah sih kayaknya" jawab Riko.

"Gue ada kenalan sih teman chef. Kemarin juga dia bilang dia mau pindah tempat kerjanya tapi belum nemu aja" Usul Josephine lagi.

"Bagus tuh. Tapi, dia mau pindah kerjanya karna apa? Entar ketahuan kerja di tempat kita malah gak enak sama pemilik tempat kerja yang sebelumnya" Tanya Theo.

"Dunia kerja itu jangan sering merasa gak enakan. Kalau keseringan merasa gak enakan bisa gagal bisnis kita"  Riko menanggapi perkataan Theo yang sebelumnya. 

"Nanti gue hubungin dia dulu deh terus gue kabarin ke lo semua" Outus Josephine pada akhirnya.

"Thanks ya Pin" Ucap Riko tersenyum manis pada Josephine.

"Hemmmm" Theo berdehem keras ke arah Riko dan Josephine karena Riko yang masih terus memandang Josephine dan tersenyum.

"Yaelah bos cemburuan amat disenyumin gitu aja langsung ham hem ham hem" Ledek William yang dibalas Theo dengan tatapan sinisnya. 

"Yaudah ini berarti kita nunggu kabar dari temannya Josephine dulu kan, gimana dianya nanti berarti yang nentuin kita jadi tambahin menu selain minuman atau enggak" Austin berusaha mengalihkan pembicaraan mereka. Austin berusaha mengalihkan pembicaraan karena melihat perubahan wajah Theo yang tidak enak.

"Saran gue nih jangan tergantung gimana teman gue. Emang sebaiknya menu itu ditambahin aja jangan hanya minuman" Ide Josephine lagi.

"Iya, kita harus cari orang lain kalau emang teman Josephine gak bisa. Kan target pasar kita ini anak muda dan orang kantoran. Biasanya kan usia-usia seperti ini lagi doyan makan, nyemil atau apalah istilahnya itu" Timpal James. 

" Nanti gue coba cari orang lain yang bisa bantu kita" Putus Theo akhirnya. 

Setelah melanjutkan pembicaraan mereka yang serius mengenai kerja sama, akhirnya mereka menyelesaikan pertemuan tersebut.

"Lo ikut ke rumah Diandra gak bos?" Tanya James pada Theo saat mereja berjalan ke arah parkiran. Riko masih tinggal di dalam cafe karena masih ada janji ketemu dengan temannya setelah ini.

"Ngapain?" Tanya Theo menaikkan salah satu alisnya.

"Mau main aja. Bokap nyokap dia baru balik dari luar negeri. Pasti bawa oleh-oleh itu buat kita" Jawab William sambil tertawa kecil. 

"Gak dulu deh, gue sama Cleo udah janji ke mama mau makan bareng di rumah" Tolak Theo yang dihadiahi anggukan ketiga temannya.

"Bagian gue jangan lo sentuh" Ancam Theo kepada ketiga temannya.

"Aman. Lagian si Diandra mana ngasih gue pegang bagian lo" Celetuk Austin yang disetujui William dan James.

"Iya lah dia kan best friend gue. Gak kayak lo pada" Jawab Theo.

"Best friend atau best friend" Ledek Austin lagi.

"Canda bu bos" Austin langsung menyadari perubahan wajah Josephine.

"Udah udah, kita jalan duluan ya bos" Lalu James, Austin dan William memasuki mobilnya masing-masing dan mulai meninggalkan pekarangan cafe tersebut.

"Ayo" Ajak Theo pada Josephine untuk memasuki mobilnya.

"Aku senang lihat kamu hari ini" Celetuk Theo tiba-tiba saat sedang mengendarai mobilnya.

"Kenapa" Tanya Josephine heran.

"Kamu kayak semangat banget hari ini, udah gitu kamu kelihatan dukung aku banget hari ini" Jawab Theo dengan mengukirkan senyum manisnya. 

"Aku kan dari dulu udah bilang sama kamu, selama kegiatan yang kamu lakuin itu untuk kebaikan kamu, aku pasti dukung kamu. Aku support kamu pasti" Jawab Josephine meyakinkan Theo.

"Dengan kamu mulai rencanain kerja bareng teman-teman kamu itu, berarti kamu udah mulai semakin serius rencanain masa depan kamu. Aku pasti dukung kamu untuk itu" Lanjut Josephine lagi.

"Walaupun nanti usaha ini gagal atau gimana kamu bakal dukung aku kan?" Tanya Theo memastikan.

"Iya, aku pasti dukung kamu" Jawab Josephine yakin.

"Aku pegang janji kamu ya" Ucap Theo memandang Josephine serius yang dibalas Josephine dengan anggukan. 

"Oh iya, kamu ada hubungan apa dengan Diandra?" Tanya Josephine tiba-tiba mengingat perkataan sahabat-sahabat Thei tadi.

"Dia kan teman aku kayak yang lain. Cuman emang gak sedekat James, Austin sama William" Jawab Theo.

"Kamu suka dia? Atau dia suka kamu?" Tanya Josephine lagi.

"Kamu gak usah dengerin omongan sahabat aku. Lagian yang pernah suka ke Diandra itu mereka. Aku kan udah stuck di kamu" Jawab Theo.

"Udah kita gak usah bahas ini, gak penting. Nanti kita malah ribu lagi" Theo menyudahi pembahasan mereka mengenai masalah Diandra dan sahabat-sahabatnya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status