Share

Ribut

"Aku gak suka teman kamu ngomong kayak tadi" ucap Josephine tiba-tiba di tengah obrolan mereka setelah keduanya duduk di ruang tamu apartemen Theo.

"Yang mana?" tanya Theo bingung.

"Omongan mereka yang bilang hidup jadi aku itu enak. Aku gak suka mereka ngomong kayak gitu. Mereka gak tau apa yang aku jalanin" celoteh Josephine yang tiba-tiba kesal.

"Ya namanya juga hidup. Orang-orang bakal menilai hidup orang lain lebih menyenangkan. Itu bukan hal yang aneh kali. Kamu gak usah tanggepinnya terlalu berlebihan" sahut Theo.

"Berlebihan?" Josephine tidak percaya Theo akan mengatakan itu.

"Iya kamu selalu menanggapi segala sesuatu dengan berlebihan. Mereka gak salah juga kali ngomong gitu tadi" perkataan Theo semakin memancing kekesalan Josephine.

"Coba kamu jelasin di bagian mananya aku nanggepinnya berlebihan?" tanya Josephine masih tidak habis pikir dengan Theo.

"Kamu gak usah kesal dengar mereka ngomong gitu. Kalau kamu gak suka gak usah dengarin, gak usah dipikirin" balas Theo santai.

"Kamu hidup gak hanya buat dengerin omongan orang lain" lanjut Theo.

"Kenapa sih kamu gak pernah bisa ngertiin posisi aku?" tanya Josephine kepada Theo.

"Ngertiin kamu? Coba kamu jelasin aku harus ngertiin kamu gimana lagi? Kan aku udah bilang kamu gak usah pikirin omongan mereka. Lagian apa yang salah sih dari omongan mereka, kan pada dasarnya manusia itu selalu menganggap nasib orang lain itu lebih baik darinya" Theo mencoba menjelaskan kepada Josephine.

"Maksud aku, coba kamu pahamin posisi aku dengar kalimat dari teman-teman kamu itu" balas Josephine tidak mau kalah.

"Udah ya, gak usah diperpanjang. Kamu tau gak aku capek selalu ribut sama kamu buat hal sepele ginian" Theo menghembuskan nafasnya. Kekesalannya berhasil terpancing juga.

"Yaudah kita putus aja, dari dulu aku udah bilang kan. AYO BERHENTI!" teriak Josephine melampiaskan kekesalannya.

"Gak. Kamu gak bisa putusin aku. Cuman aku yang bisa bilang hubungan ini berhenti atau enggak. Kamu gak punya hak untuk itu. Aku udah berulang kali ngomong gini kan sama kamu" balas Theo yang semakin memancing amarah Josephine.

"Kenapa? Kamu pikir cuma kamu yang punya hak? Hubungan ini melibatkan aku juga. JADI AKU PUNYA HAK UNTUK MINTA PUTUS"

"KAMU GAK PUNYA HAK" teriakan Theo berhasil mengejutkan Josephine.

"Kamu pacaran aja sama diri kamu sendiri" balas Josephine tidak mau kalah.

"KAMU GAK BISA PUTUSIN AKU CLEO" suara tinggi Theo masih belum menurun.

"Memang benar ya kata orang-orang...... "

"Iya benar. Semua kata kata orang itu benar, lo juga benar. Lo semua benar menilai gue selama ini. Benar banget, gak ada yang salah. Gue hanya kebetulan lahir sebagai anak orang kaya. Gue punya banyak uang, gue bisa manfaatin kekayaan orang tua buat dapetin semua yang gue mau, gue bisa kuliah dan lulus cuman karena itu kampus punya bokap gue. Gue nanti bakal langsung kerja karna itu perusahaan bokap gue. Hidup gue ke depannya bakal gue kendaliin dengan uang" omongan Josephine langsung dipotong oleh Theo.

"Gue gak punya teman selain Wil,Austin, James karena gue terlalu sombong akan harta bokap, gue selalu mengandalkan harta orang tua gue untuk semua yang gue mau. Apalagi?" tanya Theo menatap Josephine marah.

"APALAGI CLEO YANG LO PIKIRIN TENTANG GUE?"

"APA"

"AYO JAWAB GUE. APA" teriakan Theo memenuhi apartemen tersebut. Untung saja apartemen tersebut kedap suara sehingga tidak akan mengganggu tetangga atau orang lain yang lewat.

"kenapa lo gak jawab? Penilaian lo buat gue masih lebih parah dari itu? Ayo kasih tau gue, biar gue paham sejauh mana lo menilai gue. Biar gue tau udah seburuk apa gue di mata lo" suara Theo mulai melemah.

"Untung lo udah sadar gimana gue. Jadi jangan pernah main-main dengan gue, Cleo. Lo bisa kehilangan semuanya kalau lo berani tinggalin gue" ancam Theo.

"Ayo gue antar pulang" Theo langsung beranjak yang diikuti Josephine di belakangnya dan meninggalkan apartemennya tersebut. Rencana mereka untuk beristirahat sejenak sebelum acara syukuran wisuda Theo nanti malam akhirnya gagal karena keributan itu.

Setelah memasuki mobilnya, Theo melihat Josephine yang duduk di kursi sampung kemudi menghapus air matanya yang masih saja terus turun.

"Kamu gak usah nangis. Air mata kamu gak bakal buat aku kasihan sama kamu" ucap Theo yang semakin membuat Josephine sakit hati. Air mata Josephine turun semakin deras dan dia tidak lagi bisa menahan suara isakannya. Namun, Theo masih saja tidak mengeluarkan suara apapun.

"Jangan lupa nanti jam 7 aku jemput. Acaranya mulai jam 8. Jangan nangis lagi, aku pulang ya" pamit Theo setelah keduanya sampai di depan pelataran kost Josephine. Namun, tidak mendapatkan jawaban dari Josephine.

Melihat Josephine tidak berniat untuk menjawab ucapannya, Theo menarik Josephine ke dalam pelukannya. Lalu Theo mencium singkat kening Josephine.

"Maafin aku"ucap Theo lemah yang masih berhasil ditangkap oleh indera pendengaran Josephine.

"Aku balik ya kamu siap-siap setelah ini. Jangan ketiduran nanti kita telat" pamit Theo lalu masuk ke mobilnya dan meninggalkan pekarangan kost Josephine.

Selalu seperti ini, bertengkar lalu berakhir begitu saja tanpa ada penyelesaian. Hanya diakhiri dengan Theo yang mengambil keputusan sesuka hatinya tanpa mendengar pendapat Josephine.

Perkenalkan, Theoden Manuel Orlando anak dari pasangan pengusaha sukses Oliver A Orlando dan Kalina Orlando. Pasangan kaya raya yang tidak hanya memiliki usaha di Jakarta. Bisnis keluarga Orlando sudah berkembang hingga berhasil membuka cabang di kota besar lainnya seperti Medan, Surabaya, Manado, Palembang,Yogyakarta dan masih banyak cabang di kota lainnya. Selain itu, bisnis ini telah berhasil masuk ke pasar negara lain seperti Singapura, Jepang, Korea dan beberapa negara lainnya.

Bisnis keluarga Orlando ini berjalan di bidang properti, teknologi, kuliner, bahan pangan dan masih banyak bidang lainnya. Karena bisnis yang sudah sukses ini mengharuskan keturunan Orlando untuk meneruskan bisnis tersebut. Termasuk, Theo. Keberhasilan keluarga Orlando dalam merintis dan mengembangkan bisnisnya sangat dikagumi oleh masyarakat luas. Hingga ada omongan masyarakat yang mengatakan bahwa keluarga Orlando dapat memprediksi apa yang akan terjadi di bisnis dan pasar kemudian hari.

Setelah sukses di dunia bisnis, kakek buyut Theo dulu mengembangkan usaha mereka ke dunia pendidikan. Kakek buyutnya mendirikan sekolah dari jenjang SD, SMP dan juga SMA. Lalu dilanjutkan dengan pendirian universitas dengan yayasan yang sama dengan SD,SMP,SMA tersebut.

Dan kini ayah Theo berhasil mengembangkan dunia bisnis dan usaha mereka ke bidang kesehatan. Ayah Theo berhasil membangun rumah sakit. Tidak hanya ada satu, tetapi rumah sakit tersebut berhasil mereka dirikan di beberapa kota.

Terlahir dari keluarga kaya raya, membuat Theo tidak pernah kekurangan bahkan selalu berlebihan. Orang-orang yang mengenal Theo seperti teman sekolah dan teman kuliahnya dulu menyebutnya "si angkuh." Hal ini karena sikap Theo yang tidak ramah, keras kepala dan juga tidak mau berteman dengan orang lain. Theo hanya mau berteman dengan William, Austin dan James. Antara Theo yang tidak mau berteman dengan orang lain atau memang Theo tidak pintar untuk bersosialisasi dengan orang lain, tidak ada yang tahu.

Banyak omongan tidak enak yang akan didengar jika sudah membahas Theo.

"Oh si angkuh itu"

"Diakan bisa kuliah disini karena beruntung aja ini kampus yayasan yang punya ayahnya"

"Gak mau berteman sama orang lain karena dia anak orang kaya raya"

"Eh jangan diomongin ntar lo dilaporin ke bokapnya"

Dan masih banyak omongan-omongan negatif lainnya mengenai Theo. Tapi, Theo tidak pernah memedulikan omongan orang lain. Dari ketiga sahabatnya, Theo memang yang paling tidak bisa berbaur dengan orang lain.

Tidak hanya teman satu sekolah dan kampus, bahkan sepupu-sepupu Theo juga tidak ada yang dekat dengan Theo. Mereka bahkan memiliki grup media sosial namun Theo tidak termasuk di dalamnya. Theo yang selalu diam dan hanya bicara jika ditanya saat kumpul keluarga membuatnya jauh dari sepupunya. Sikap Theo yang dingin dan kurang ramah juga membuat sepupunya malas dan enggan untuk dekat dengannya bahkan untuk sekedar menyapanya. Sepupu yang dimaksud adalah sepupu dari ibunya karena dia tidak memiliki keluarga yang lain dari ayahnya. Karena ayahnya juga merupakan anak tunggal, sama sepertinya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status