Share

Bab 22

Akupun berjalan menuju ruang dimana akad nikah selesai dilakukan. Mas Rangga menyambutku dengan senyum mengembang disana. Tak lama kami pun menandatangani dokumen pernikahan bersama.

"Selamat ya, Zia." Kalimat dan nasehat penuh haru disampaikan Mbak Soraya dan Pak Lukman padaku. Membuatku terisak. Ah, andai bapak dan ibu masih ada, tentu mereka sangat bahagia melihat pernikahanku saat ini.

****

Pagi ini, aku bangun sedikit terlambat, aku juga bahkan terlambat mengerjakan sholat subuh. Sejak bangun tadi, aku tak melihat Mas Rangga. Kulirik ranjang pengantin kami masih sama seperti saat kutinggal tidur semalam.

Kelopak kelopak bunga mawar yang ditebar diatas ranjang king size hotel mewah ini tak berubah. Masih berbentuk tanda hati yang manis. Karena lelah, kemarin malam, aku masuk lebih dulu kekamar pengantin kami, sebab mas Rangga bilang ia masih ada urusan sebentar, setelah selesai mandi aku pun mengambil sebuah bantal dan selimut, lalu memutuskan untuk tidur saja disofa.

Kemarin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status