Share

Bab 25 Maruk

“Sepertinya, wajah kamu enggak asing,” kata seseorang. “Apa kita pernah bertemu sebelumnya?”

Mulanya Raeasaka tidak begitu yakin dengan apa yang baru saja didengarnya. Hal pertama yang dilihatnya dari balik kabut yang menyelimuti matanya adalah bulir-bulir air dingin, bercampur keringat dan tetesan darahnya sendiri, berjatuhan di atas permukaan meja coklat muda. Kedua tangannya dalam keadaan kosong dan bebas, saling bertautan di hadapannya, dan bajunya basah. Perlahan, rasa sakit dan sensasi panas merambat di sekujur tubuhnya yang bergetar hebat; kepalanya (yang semula ia kira meledak) pusing bukan main, dan setiap udara yang dihirupnya hanya memicu rasa ngilu yang tajam di dadanya. Sambil bertanya-tanya bagaimana dirinya bisa bertahan (haruskah ia bersyukur, atau mengutuk atas rasa sakit yang menyiksanya sekarang?), ia mengangkat wajahnya pelan-pelan.

Di sisi kanan, tiga orang duduk di lantai, dalam keadaan dibelenggu dan mulutnya ditutupi lakban belapis-lapis, begitu pula dengan ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status