Share

Dirindukan

Nay turun dari kota. Terbiasa lima tahun hidup di desa yang sunyi, ia menjadi agak ganas ketika disenggol orang yang terburu-buru berjalan. Nay pun harus menahan napas agak tak sembarangan menyemburkan racun.

“Padahal aku udah tahu kalau di kota serba sibuk. Tapi tetap aja aku udah jadi binatang.” Perempuan siluman ular itu berjalan lagi mengelilingi kotanya.

“Ya, udah anggap aja single kayak dulu lagi.” Pemetik bunga itu memandang gedung dan mall yang selama lima tahun bertambah kehadirannya. Tak lupa ada televisi besar di ujung lampu merah.

Perut Nay berbunyi karena lapar. Di rumah ia akan makin daging sampi, kambing, atau ayam yang dimakan mentah atau setengah masak. Kalau di sini, tak mungkin makan orang.

“Oke, kita coba ke mall itu, yok, kali aja ada yang jual susi atau daging mentah lainnya.” Nay berjalan sendirian, tapi dengan penuh gangguan di kepalanya. Telinganya mendengar percakapan orang lain yang penuh bisik-bisik manja bersama pasangan. Ia terganggu sekaligus merasa i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status