Share

Feromon Ular Betina

Malam hari waktu beristirahat, tidak ada hujan atau angin yang lebih dingin turun menyapa pedesaan di Bukit Buas. Nay atau yang dipanggil Maya oleh Candra sedang bercermin. Iya, wajahnya sudah berubah meski ada sedikit kemiripan ketika masih menjadi manusia biasa.

“Pulang pun aku ke rumah, nggak akan ada yang kenal sama aku,” ucap Nay agak sedikit putus asa.

“Ya, terus kenapa?” Andra datang dan tiba-tiba memeluk kekasihnya dari belakang. Besok pagi-pagi siluman ular itu sudah pergi, tentu akan sepi rumah terasa.

“Ya, nggak apa-apa. Habis makan langsung pulang. Kamu, tahu, nggak, Mama aku dulu buka warung nasi buat hidupun anak-anaknya yang masih kecil.” Jemari halus Nay memegang jemari Andra yang kasar karena bekerja.

Bedanya Nay selalu ganti kulit, jadi walau apa pun yang terjadi dia tetap akan cantik.

“Makan apa?” tanya manusia harimau itu sambil tersenyum. Tak mungkin juga meminta sepiring nasi dan lauknya di warung orang.

“Bawa plastiklah dari rumah, kayak dulu nampung sisa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status