"Benar! Mereka pasti meninggalkan nomor telepon, 'kan? Ayo kita hubungi mereka satu per satu!"Julian juga sangat bersemangat."Ayo telepon di sini! Supaya beberapa orang itu nggak kembali untuk memberi tahu mereka!"Sejak Deon memaksa Jason dan Gomez si orang kepercayaan Julian pergi, dia terus menyimpan dendam pada bocah itu.Sayang sekali Luna si wanita jalang ini selalu melindunginya, tetapi akhirnya hari ini dia memiliki kesempatan untuk membereskannya.Para direktur lainnya juga mengangguk setuju, "Sepertinya cara ini bisa dilakukan.""Oke ...."Luna setuju dengan tidak berdaya. Tidak disangka tim ketujuh yang kecil bisa langsung membuat situasi semakin buruk.Luna agak menyesal. Seharusnya dia tidak bertaruh dan menyuruh Deon pergi ke tim ketujuh untuk menjadi pemimpin. Sekarang tidak ada hal baik dan malah menyebabkan banyak masalah."Deon oh Deon, sebaiknya kamu jangan melakukan hal bodoh atau takutnya saat itu aku nggak akan bisa melindungimu!"Luna mengepalkan tangannya deng
Putri seorang petinggi industri militer di bagian utara Negara Marion sekaligus seorang tokoh terkemuka di kementerian militer Negara Marion.Bahkan anggota Empat Klan Bela Diri Terbesar harus bersikap tunduk saat pergi ke Bar Suaka Biru."Halo? Kok diam saja? Aku tutup saja teleponnya kalau nggak ada masalah lain! Aneh!"Irina menggumamkan sesuatu dan mengakhiri panggilan.Meninggalkan Julian yang wajahnya pucat pasi."Irina? Kok bisa ...."Yang mereka cari adalah relasi dari para pecundang di tim ketujuh.Mereka tahu semua latar belakang orang-orang itu. Tidak mungkin mereka mengenal Budi atau Irina.Dengan kata lain, bahkan para pendukung mereka pun tidak bisa mendekati orang-orang besar ini."Aku nggak percaya dari beberapa orang ini nggak mungkin nggak ada satu pun yang bukan relasi!"Julian langsung menghubungi nomor lain yang tidak dikenal dan suara yang hampir membuatnya kehilangan akal sehat."Aku Darren, ada apa?"Dia buru-buru mengakhiri panggilan. Sial, Darren si orang terk
Malah."Bos Deon, suaramu pasti habis setelah banyak bicara, 'kan? Ini, minumlah teh!""Bos Deon, pijatanku ini sudah cukup, 'kan?""Aduh, Bos Deon, kursimu sangat buruk! Duduklah di kursiku! Lebih nyaman!"Belasan anak muda kaya berkerumun di sekitar Deon, memijat dan mencuci kaki, serta mengupas buah-buahan seolah mereka adalah pelayan."Apa-apaan kalian ini?" Luna melangkah ke dalam dengan cemas."Bu Luna, aku nggak memaksa mereka. Merekalah yang melakukannya dengan sukarela! Apa boleh buat, aku nggak enak untuk menolaknya!"Deon merentangkan kedua tangannya dengan wajah tenang."Nanti tuangkan cairan pencuci kakiku ke toilet dan jangan diam-diam minum lagi! Nggak ada gunanya!""Mana mungkin sesuatu yang ternodai dengan energi sejati bos nggak ada gunanya!? Setidaknya itu akan memungkinkan kami untuk punya sepersepuluh ribu keagungan bos!"Akan tetapi, semua orang berkata dengan tenang dan hangat.Sanjungannya benar-benar luar biasa.Luna membelalakkan mata begitu lebar hingga hampi
Luna bukan orang bodoh dan tidak akan mendengarkan cerita Daniel. Dia hanya duduk tanpa bergerak dan berkata dengan acuh tak acuh."Pak Daniel, oh bukan, Tuan Daniel. Terus ada urusan apa kamu datang ke Grup Lixon?""Yang pertama adalah bertemu denganmu. Lihat, ini adalah mawar biru yang sengaja kudatangkan dari bagian selatan! Kamu nggak akan bisa membelinya di Kota Sielo!"Wajah Daniel dipenuhi dengan kebanggaan."Ada juga berlian imitasi Benua Narvia yang besar ini. Warnanya sangat bagus dan ini merupakan harta karun langka yang bisa membuat banyak wanita berteriak! Kebetulan ini cocok dengan tabiatmu yang unik."Akan tetapi, Luna menyilangkan kaki dengan sutra hitamnya yang lurus dan jenjang sebelum berkata dengan datar."Terima kasih, aku terima hadiahnya. Ceritakan tujuanmu yang lain."Dia sudah lama mendengar pria ini selalu memiliki motif tersembunyi.Mawar biru dan berlian imitasi besar jelas adalah umpan.Daniel tidak menyembunyikan apa pun lagi dan berkata sambil tersenyum.
"Paman Kedua, aku nggak peduli berapa banyak uang yang telah kamu terima dari Keluarga Pratama atau seberapa besar kamu ingin menyanjung mereka. Aku nggak akan pernah menyetujui hal ini!""Selama aku masih menjadi CEO Grup Lixon, formula kecantikan ini nggak akan diberikan kepada perusahaan mana pun!"Luna berkata dengan tegas.Julian langsung sangat marah hingga wajahnya berkerut."Kamu memfitnahku? Beraninya kamu bajingan tanpa ibu bersikap begitu kurang ajar ...."Luna langsung berbalik dan pergi tanpa menoleh ke belakang, sama sekali tidak menghiraukan omelan Julian.Di sisi lain, Deon kebetulan bergegas untuk melihat apa yang telah terjadi.Akhirnya dia langsung bertemu dengan Daniel dan Julian.Begitu kedua pria itu melihat Deon, tatapan mereka langsung berkilat dengan sinis."Kamu lagi, dasar bajingan. Bukannya bekerja dengan baik dan membelikan bosmu mobil mewah, apa yang kamu lakukan di sini?""Aduh, hari ini sungguh sial. Aku baru mengendap-endap dan bertemu dengan dua bajing
Deon hampir tersedak."Bu Luna, bukankah pertanyaanmu ini terlalu berbahaya?""Jawab saja, ya atau nggak!?" Luna berkata tanpa ampun."Ya!" Deon berkata, "Tapi cuma ingin ...."Sudut bibir Luna melengkung."Itulah jawaban yang ingin kudengar, setidaknya bukan jawaban munafik!"Dia telah melihat terlalu banyak pria yang hanya berbicara, tetapi tidak seperti apa yang terlihat.Jelas, mereka sangat mendambakan kecantikannya, tetapi mereka selalu bersikap seperti pria sejati di depan Luna dan membuatnya muak."Oke! Deon, sekarang aku akan memberimu kesempatan! Ingat, kamu cuma punya satu kesempatan ini!"Luna menginjak pedal gas dan langsung tiba di sebuah bar yang terang benderang.Para pria dan wanita di sini mengenakan pakaian yang terbuka dan seksi, juga ada beberapa suara tertahan yang terdengar dari sudut-sudut gelap."Pelayan, sajikan dua Bir Anker dulu! Ada lagi, siapkan beberapa botol arak kesukaanku."Luna menjelaskan dengan lugas dan terampil.Membuat Deon membeku. Astaga, janga
Deon langsung membeku dan kepalanya terasa kosong."Aku sudah bawa KTP-ku ...."Wajah Luna yang berada di dekatnya, seolah sedang menunggu sesuatu dan terdiam.Sepasang matanya membara.Keduanya bagaikan bom yang akan segera meledak.Akan tetapi kurang dari satu detik, Deon tiba-tiba melonggarkan lengannya dan berkata dengan wajah datar."Bu Luna, aku nggak suka mengambil keuntungan saat orang lain lengah!""Aku tahu suasana hatimu sedang buruk dan ingin menggila untuk melupakan semua masalahmu! Tapi cara ini cuma untuk menutup mata sesaat dan menipu diri sendiri.""Melarikan diri dari kenyataan nggak akan pernah menjadi kenyataan."Akhirnya Deon menahan nafsu di dalam dirinya dan berkata dengan serius."Jadi sekarang aku nggak akan melakukan itu denganmu."Saat ini Luna tidak melakukannya karena ketulusan, melainkan sebagai balas dendam terhadap dirinya sendiri dan dunia.Akan tetapi, itu hanya karena mabuk hingga kehilangan akal sehatnya dan menggunakan Deon sebagai alat untuk melamp
"Gila!"Luna sangat marah, mengangkat tangannya dan menampar Michael!Michael menutupi wajahnya dan berkata dengan heran."Apa ... apa maksudmu? Apa kamu pikir nggak bisa bebas di sini? Kita pergi ke hotel saja!""Bodoh!"Luna menendang selangkangannya hingga menyebabkan Michael langsung marah."Sialan! Kamu sudah ada di sini dan masih pura-pura sok suci! Dengan apa yang aku miliku, aku bisa tidur dengan wanita sepertimu!""Percaya atau nggak, ada penggemar wanita di luar sana. Selama aku mau, mereka akan antre untuk bersama denganku!""Kamu terlihat seperti berusia dua puluhan tahun, 'kan? Kamu lebih tua dariku. Kamu beruntung aku bisa suka padamu! Jangan sok suci deh!"Luna berkata dengan kesal."Kamu mau artis terkenal atau bagaimana, nggak ada hubungannya denganku! Kalau kamu berani menyentuhku lagi, aku akan membuatmu menyesal!"Setelah itu, Luna mengangkat dagunya dan pergi.Setelah itu, Michael berhenti di depan pintu dengan enggan."Aku tahu kamu sedang pakai trik tarik ulur! B