Bagaikan samaran petir!Semua orang merasa sulit dipercaya dengan adegan di depan mata ini. Ternyata Damian kencing di celana!Orang-orang yang membawa pisau pada mengangakan mulut karena terkejut!Sekujur tubuh Damian berkeringat dingin dan tak kunjung berani bertindak. Dia ... dia takut mati!Hahahahaha!Sontak, terdengar suara tertawa terbahak-bahak!Itu adalah suara tawa Deon yang keras.Semua orang terkejut dan melotot mata lebar. Ternyata berani menertawakan Damian, Sang Dewa Pembunuh ini di depan orang-orang! Apa dia ingin cari mati?Meskipun kencing di celana karena ketakutan, juga tiada orang yang berani bertindak lancang di sini!"Apa kamu tahu kenapa kamu nggak berani bertindak?"Setelah tertawa, Deon mengkritik."Sebab, kamu sudah tua! Nggak berambisi lagi. Masa mudamu sangat bernyali dan menjelajahi seluruh dunia.Kamu bahkan berani mempertaruhkan nyawa diri dengan pistol, sehingga menang berturut-turut! Akan tetapi, kamu yang sekarang sudah tidak berkemampuan, bahkan ngga
"Kalian tunggu sebentar! Kalian salah bunuh orang!"Mira segera mengedepankan diri dan menemukan orang yang dibunuh sama sekali bukan orang biasa.Dia sama sekali tidak berhubungan sama orang dari Pedang Darah."Bu Mira, apa yang harus dilakukan? Apa kita masih perlu menyerang Grup Lixon secara paksa?"Anak buahnya bertanya dengan penuh kekhawatiran.Demi menghadapi Pedang Darah, mereka bahkan tidak segan-segan untuk menyerang senjata api berat.Akan tetapi, makin mendekati sini, mereka yang merasakan aura ganas yang kuat malah merinding karena ketakutan.Sementara Mira juga ragu-ragu,"Di dalam masih terdapat sandera berjumlah ribuan orang, kalau kita bertindak, bagaimana kalau melukai orang yang nggak bersalah?"Hal yang lebih parah adalah dia tidak yakin terhadap Damian yang sudah menang.Pada saat kritis, seseorang tiba-tiba mengemukakan diri dengan langkah kaki yang kuat."Dia sudah keluar! Siapa dia?" Semua orang tertegun dan menghunuskan tombak secara refleks.Mira malah memelot
"Terserah kalian percaya atau nggak, sekarang kalian sudah boleh keluar dari ini!"Kata Deon dengan santai.Kata-kata ini membuat mereka tambah marah. Semua orang dari tim penegak hukum murka bagaikan letusan gunung berapi,"Sungguh angkuh!""Jelas kamu sedang mengambil keuntungan dari situasi, masih saja berani berkata seolah-olah sewajarnya, dasar nggak tahu malu!""Kalau mampu, kita satu lawan satu!"Saking marahnya mereka hendak saja menghajar Deon!Akan tetapi, kata-kata Mira selanjutnya malah mengejutkan semua orang, "Semuanya mundur."Semua orang tertegun, "Bu Mira, apa kami nggak salah dengar?"Mira terkenal sebagai orang yang pemarah dalam tim penegak hukum, seharusnya kata-kata Deon yang tegas ini akan membuat Mira murka!Akan tetapi, Mira malah sangat tenang!Kondisi ini sangat aneh!Dia malah berkata dengan ekspresi datar, "Karena kalian nggak mampu melawannya!""Bu Mira, apa kamu sedang bercanda? Bukan sembarang orang boleh bergabung ke dalam tim penegak hukum seperti kita
Saat mendengar kata-kata ini, Luna menggertakkan gigi secara refleks."Bukannya sebelumnya sudah kita sudah sepakat? Kalian bakal menyetujuinya?"Dalam rapat komisaris yang dipimpin oleh Simon, mereka telah menginvestasi sejumlah dana besar dalam bidang properti tanpa sepengetahuannya demi beraliansi sama Keluarga Ranos.Sementara masalah proyek, pasti akan melibatkan staf dari Biro Teknik.Masalahnya adalah sebelumnya dia telah menghabiskan 6 miliar untuk mendapatkan izin dari Biro Teknik, tetapi kenapa orang-orang ini malah ingkar janji?"Hehe! Bu Luna, kamu nggak tahu bahwa pada 2 hari yang lalu, penanggung jawab dari Biro Teknik tertangkap karena korupsi. Pejabat baru sekarang ini punya ambisi yang lebih besar!"Beberapa orang ini menyunggingkan ekspresi yang munafik,"Kami juga hanya bantu menyampaikan, sebagian besar keuntungan juga diterima oleh beberapa pejabat baru itu."Ternyata baru saja menjabat ... pantasan begitu serakah!Luna terpaksa berkata dengan tidak berdaya, "Bapak
Luna merasa kasihan pada Paman Gerun, sehingga berkali-kali mengutarakan untuk menjadikannya sebagai karyawan tetap dan menaikkan gajinya.Namun, setiap kali ditolak Paman Gerun.Paman Gerun adalah orang yang berprinsip, sehingga akan menepati kesepakatan kompensasi sejak awal. Asalkan Grup Lixon bisa memberinya sesuap nasi."Sialan!"Satu orang mengabaikan Luna dan menampar Paman Gerun secara langsung. Paman Gerun pun terjatuh keras!Darah langsung mengalir dari mulutnya.Luna sontak berkata dengan murka,"Bapak-bapak sekalian, bagaimanapun di sini adalah perusahaan, kenapa kalian boleh memukul orang?""Bu Luna, apa kamu mau bilang memukul karyawan perlu persetujuan dari bosnya? Tapi, kalau karyawanmu menyinggung kami, berarti bosnya harus bertanggung jawab!"Mereka berkata sambil tersenyum menyeringai,"Padahal aku punya kesan yang lumayan bagus, tapi kejadian sekarang ini malah membuat kami sangat sulit untuk memercayai Grup Lixon!""Kami juga bakal melaporkan hal ini kepada kepala
"Nggak boleh! Ini adalah hadiah dari cucu perempuanku!"Paman Gerun yang biasanya saat penurut sudah tidak sabar lagi. Matanya sontak menjadi merah dan bergegas berdiri untuk merebutnya kembali.Cucu perempuan ini adalah satu-satu kerabatnya yang tersisa. Paman Gerun akan melindungi benda yang dihadiahkan oleh cucu dia layaknya harta karun.Bagaimana mungkin tega merebutnya secara paksa.Mereka sontak terperanjat, "Kenapa? Apa kamu mau memukul orang? Satpam, cepat panggil satpam!""Luna, apa yang sudah kamu lakukan? Anjingmu mau menggigit kami! Cepat halang dia!"Ekspresi Luna berubah karena marah, "Bapak-bapak, kalian benar-benar keterlaluan!"Mereka malah berkata semena-mena,"Luna, apa kamu nggak mau dapat surat izin? Apa kamu percaya, hanya dengan satu kata, kepala biro kamu bakal membuat Grup Lixon kelak nggak bisa berbuat apa-apa!""Satpam!"Luna mengepalkan kedua tangan dan berteriak dengan ekspresi serius.Beberapa satpam datang dan menahan Paman Gerun.Luna berkata dengan rasa
Di lantai satu Grup Lixon, Luna mengantar beberapa orang dari biro teknik."Bu Luna, selain kejadian tadi yang kurang menyenangkan, kami sangat puas terhadap seluruh Grup Lixon."Beberapa orang itu tersenyum menyeringai.Salah seorang masih mempermainkan liontin Amitayus di tangannya sambil tersenyum lebar.Bagi Luna, ekspresi jelek seperti ini jauh lebih jelek daripada hantu di neraka!Jelas dia adalah perampok, malah hendak berpura-pura menjadi pria sejati. Benar-benar membuat orang muak.Dia menyunggingkan senyuman secara paksa dan berkata, "Kalau begitu, aku serahkan masalahku pada kalian!""Baik, baik."Akan tetapi, beberapa orang ini baru habis bicara, seluruh perusahaan sontak gelap gulita!"Listrik padam? Bagaimana mungkin?""Apa ada orang mematikan saklarnya? Cepat pergi lihat di ruang kontrol!"Semua orang di seluruh perusahaan merasa gelisah. Luna pun buka suara.Dia tidak lupa berkata, "Kalian jangan panik, ini hanya sedikit kecelakaan, kami bakal segera menyelesaikannya."
Beberapa orang itu sangat murka. Saat mereka berencana mengkritik Luna.Sebuah panggilan tiba-tiba masuk.Mereka menatap dengan cermat, lalu hatinya sontak menjadi tegang, "Apa ini ... panggilan dari kepala biro teknik?"Dia segera menjawab dengan tergesa-gesa."Pak Neo, ya. Sekarang kami berada di Grup Lixon."Beberapa detik kemudian, mereka meletakkan ponsel dan berkata sambil tersenyum lebar,"Bu Luna, lupakan hal ini dulu. Sekarang kepala biro kamu, Pak Neo mau menemui Anda. Dia sudah mengatur jamuan di Hotel Bean, apa Anda bisa menghadiri jamuan ini?"Luna tertegun, "Kenapa kepala biro baru mau menemuiku?""Kami kurang jelas tentang itu. Tapi, katanya Pak Neo sangat perhatian sama wanita cantik, jadi Anda harus pandai menghargai kesempatan."Kata-kata mereka penuh makna.Luna mengerutkan kening dan ingin menolak.Akan tetapi, begitu teringat nasib dirinya sekarang dikendalikan oleh kepala biro yang baru ini, dia terpaksa berkata,"Baik! Aku segera ke sana."Lagi pula, bukan hanya