Share

Keterbatasan

“Baiklah, mohon tunggu sebentar,” ujar si istri. “Duduklah terlebih dahulu Datuk dan istri.”

“Aah, maaf,” Talago harus menahan tawanya dengan wajah yang memerah.

Begitu juga dengan Bungo yang terkesiap mendengar itu, ia langsung memalingkan mukanya yang merona.

“Nona Bungo ini rekan seperjalanan saya,” kata Talago. “Bukan istri saya.”

“Oh, maafkan kebodohan kami, Datuk,” si istri langsung membungkuk.

Sang suami langsung mendekat. “Maafkan istri saya, Datuk.”

“Tidak,” Talago tersenyum. “Tidak apa-apa.”

Setelah itu, si pemilik warung dan istrinya segera berlalu demi mempersiapkan makanan dan minuman untuk Talago dan Bungo.

Talago menemukan bahwa Bungo sedikit merasa canggung atas ucapan istri si pemilik warung barusan. Dia pun merasakan hal yang sama.

Akan tetapi, Talago sendiri berpikiran bahwa tidak ada salahnya jika hal itu benar-benar terjadi, pikirnya.

Siapa yang bisa menolak seorang gadis seperti Bungo? Kendatipun dia bisu, tapi dia seorang pendekar wanita yang sangat hebat, pikir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status