Share

56. Luka yang semakin berdarah.

"Sekarang coba Mama beritahu aku, aku harus menyelesaikan masalahnya seperti apa? Bagaimana jika Mama yang berada di posisi aku. Apa Mama akan menerima begitu saja saat aman diduakan oleh Papa. Semudah Mama mengatakannya padaku saat ini!" Aku membalikkan ucapannya.

Kuteguk ludah ini. Enak sekali ia berkata seperti itu dengan mudahnya. Memintaku menerima dengan ikhlas apa yang dilakukan putranya dengan lapang dada. Memangnya ia pikir hatiku ini terbuat dari apa?

"Intan! Jaga bicaramu. Tak pantas kamu berbicara pada orang tua seperti itu. Apa kamu lupa, aku ini masih mertuamu!"

"Kenapa Ma?! Bukannya apa yang aku katakan itu benar. Mama nggak usah sok menasehati aku tentang kata ikhlas. Jika Mama saja masih merasakan cemburu saat Papa digoda wanita lain di luaran sana. Tak ada satu pun wanita di dunia ini mau untuk dimadu. Begitu pun dengan Mama. Mama bisa santai mengatakan itu saat ini padaku, karena yang melakukan itu adalah putra Mama!" jawabku. Aku atur napas yang bergemuruh hebat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status