Pembagian keluarga ini di lihat dari jumlah kekayaan dan pasukan tempurnya yang meliputi tingkat para kultivasi dari anggota keluarga itu sendiri. Jumlah tingkatan keluarga sangat menentukan peringkat dari sebuah kerajaan, oleh karenanya para raja dan pentinggi kerjaaan sangat mengutamakan untuk mengasah kemampuan para generasi muda. Kerajaan sendiri dibagi menjadi tiga kelas meliputi: Kerajaan kelas atas, Kerajaan kelas menengah dan Kerajaan kelas bawah. Kerajaan kelas atas sendiri terdiri dari 500 kerajaan, sedangkan kerajaan kelas menengah dan bawah terdiri lebih dari 1000 kerajaan. “Lihat itu, aku dengar dia baru saja terluka di hutan monster”, ucap tuan muda pertama keluarga Mo dari salah satu rumah makan ternama di Ibu Kota. “Sepertinya, lukanya cukup parah hingga ia menjadi bodoh begitu!”, ucap tuan muda ke- 2 keluarga Mo yang juga ada disana. Mereka yang tengah makan siang di lantai dua itu tertarik pada kehadiran yang tak biasa yaitu kemunculan Xuan setelah sekian lama.
“Heh, tampaknya kepala mu harus dipukul baru bisa mengingat siapa aku ya!”, ucap sang tuan muda Cheng sambil menahan emosinya. “Hei nak, jangan menghadang orang di tengah jalan begini. Minggirlah, aku masih ada keperluan, tidak bisa meladeni mu sekarang”, ucap Xuan yang tak peduli sama sekali akan rivalnya itu. “Kak, apa yang kau katakan?”, ucap Lizi yang khawatir sikap Xuan saat ini mengundang kemarahan dari sang tuan muda Cheng yang menganggap dirinya sebagai rival, meskipun Xuan telah kalah jauh dari dirinya saat ini. “Hem, apa maksudmu?”, tanya Xuan yang tidak mengerti akan situasi saat ini. “Kak, apa kau sungguh tidak ingat siapa dia?”, tanya Lizi memastikan akan sikap Xuan yang mengabaikan rivalnya sendiri. “Ehm, kenapa juga aku harus mengingatnya? Apa dia itu begitu penting? Ohh, apakah dia pemuda nomor satu di kota ini?”, tanya Xuan yang membuat situasi semakin runyam, dan tentunya emosi sang tuan muda Cheng naik 1000 tingkat. “Ten- tentu saja bukan!”, ucap Lizi s
Xuan yang dibawa kembali ke sekte dalam keadaan terluka lagi dan lagi membuat kedua orang tuannya khawatir. Baru saja ia pulih beberapa saat lalu, kini malah terluka lagi meski pun tidak terbilang parah. “Aku minta maaf, aku tidak tau kultivasinya jatuh separah ini”, ucap sang tuan muda Cheng yang benar - benar tidak tau bahwa Xuan telah jatuh hingga dasar begini. Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal itu, sebab ia berpikir sejak Xuan bertanya apakah dirinya adalah pemuda nomor satu di kerajaan itu, pastilah Xuan telah melampauinya. Namun, nyatanya Xuan malah jatuh merosot hingga bawah, sungguh hal yang tak dapat dimengerti oleh dirinya bagaimana hal itu mungkin terjadi. “Sudahlah, kau juga tidak tau!”, ucap sang ayah yaang paham betul akan tuan muda Cheng yang merupakan rival anaknya itu. Pikirnya mana mungkin sang tuan muda akan melukai Xuan jika tau kondisi Xuan yang cukup memprihatikan. “Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Xuan di gu
Ting.. *Perkenalan MC ¤》Nama: Ye Cheng Xuan (19 Tahun) ¤》Identitas: Penetua Sekte Seribu Bintang dari kerajaan Xima. ¤》Skill : Petarung ¤》Tingkat Kultivasi: Prajurit ¤》Level dalam sistem: 05 ¤》Keberuntungan: 10 “Hem, aghhhh.. Apa- apaan ini!", teriak Xuan melihat informasi dari sistem akan dirinya didunia ini yang cukup menyedihkan. "Kau kenapa, apa ada bagian tubuh mu yang sakit?”, tanya sang ibu melihat Xuan yang berteriak dalam lamunannya. Pikirnya, apa telah terjadi sesuatu yang buruk pada putranya ini. “Oh, tidak bu. Aku baik-baik saja”, ucap Xuan yang tersadar bahwa sang ibu masih ada disana. “Hufff, syukurlah kalau begitu. Lebih baik kau makan dulu, setelahnya minum ramuan ini!", ucap sang ibu yang telah mempersiapkan berbagai hal untuk putranya dan tak lupa pula ramuan obat yang telah disiapkan oleh tabib Mo untuk meningkatkan stamina Xuan. “Baik, tapi ibu apa yang telah terjadi padamu?”, tanya Xuan setelah memperhatikan wajah penat nan letih dari sang
“Apa kegunaanmu jika kau tidak bisa membantuku”, ucap Xuan penuh kesal dan memaki system yang terikat dengannya saat ini. “Sitem bod*h tak berguna, kenapa pula menjadi pendampingku! Hei, kenapa kau tidak menjawab ku. Hais.. Ini pasti ulah sang pemilik suara saat itu, sebenarnya kau ada masalah apa dengan ku ha!!!”, pekik Xuan penuh amarah. Trak.. Prakk… Lagi- lagi Xuan disambar petir tanpa sebab, namun hal itu justru dianggap sebagai hal yang biasa dari peningkatan basis kultivasinya oleh orang lain. “Kenapa aku selalu disambar petir? Ck, sialnya..”, ucap Xuan yang bajunya telah gosong, namun kali ini Xuan tidak pingsan seolah tubuhnya telah biasa menerima sambaran petir itu. Ting.. Pemberitahuan system. *Tuan rumah bisa meningkatkan basis kultivasi dengan satu syarat!! “Ya, akhirnya kau merespon! Katakan pada ku apa syaratnya, meskipun harus menyebrangi lautan, melintasi dunia, eh, bukankah aku sudah melintasi dunia saat ini?”, ucap xuan yang teralihkan pada kenya
Sikkap Xuan meremehkan buku tingkat unggu itu malah terlihat arogan dimata orang- orang yang ada di perpustakaan itu hingga menimbulkan kekesalan, kini Xuan ditatap dengan penuh kemarahan. Terutama sang tetua ke- 8 yang lebih frustasi mendengar perkataan Xuan saat ini yang merendahkan sekte yang ia banggakan itu. Brukkk.. “Bocah nakal, kau tau apa? Buku tingkat unggu level surga itu bahkan hanya ada beberapa di kerajaan ini”, ucap sang tetua sambil memukul Xuan penuh emosi. Ia bahlan tidak peduli laga jika Xuan adalah anak dari pemimpin sekte. “Haiss, pantas saja kerjaan ini menjadi kerajaan paling belakang. Ck, ck, ck!!”, ucap Xuan tanpa rasa bersalahnya. Mendengar perkataan itu semua orang yang ada disana serasa ingin memukul Xuan detik itu juga. Namun karena identitas Xuan sebagia tuan muda sekte, mereka juga tidak bisa berbuat apa- apa. Tapi tidak dengan sang tetua yang kini memancarkan aura membunuhnya. Ting.. Ting… *Peringatan tanda bahaya. “Hem, bahaya? Bahaya ap
“Leluhur terluka!”, ucap salah satu pelayan keluarganya. “APA?? Kakek terluka, bagaimana bisa?”, ucap Xuan yang terkejut mendengar sang kakek yang merupakan leluhur sekte ini terluka parah hingga ia harus segera di obat. “Em, i-itu…”, ucap sang pelayan ragu-ragu. “Ada apa? Katakan saja!!” “I-itu karena tuan muda” “Ha, karena aku?”, ucap Xuan yang tak percaya akan penyebab dari sang kakek yang ada di dunia ini terluka. “Ya, leluhur berdebat dengan tuan Fu Shian Ma dari Sekte Cahaya”, jelasnya pada Xuan. Xuan yang mendengar penjelasan bahwa sang kakek berdebat dengan orang- orang dari sekte cahaya lantaran menghina dirinya yang kini di anggap seorang idiot. Tentu, hal itu melukai hati dan harga dirinya, Xuan pun berlari meninggalkan tempat itu menuju gunung monster yang berada di belakang sekte mereka.Xuan merasa ia tidak akan sanggup melihat sang kakek yang terluka demi melindungi nama baiknya itu terluka parah. Pikirnya, meski ia datang kesana pun tak akan ada yang bisa
“Sudahlah, ayo kita masuk dulu, kau pasti belum makan”, ucap sang ibu yang semakin menyentuh hati Xuan. “Kak..”, panggil Lizi. Namun, Xuan tidak merespon apa pun, ia malah terlarut dalam pikirannya sendiri. Kini beban yang bergantung di pundak Xuan bukanlah sedikit, ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukanlah kesalahan semata, pasti ada alasan di balik itu semua. Maka dari itu, ia harus mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan dunia ini untuk mengetahui alasan dari kedatangannya, pasti misi sesungguhnya akan lebih besar dari misi tingkat S itu. Begitulah pikir Xuan yang terus bergerak kearah yang lebih positif. Keberadaan keluarga bagi Xuan sendiri adalah pemicu kebangkitannya, menuju puncak bela diri. “Kak, ada apa? Apa kau terluka?”, ucap Lizi yang khawatir karena Xuan tidak merespon panggilannya sama sekali. “Ah, tidak” “Lalu, kenapa kau melamun begitu dalam?” “Hemm, ibu. Sepertinya aku harus meninggalkan sekte mulai dari besok!”, ucap Xuan dengan tega