“Leluhur terluka!”, ucap salah satu pelayan keluarganya. “APA?? Kakek terluka, bagaimana bisa?”, ucap Xuan yang terkejut mendengar sang kakek yang merupakan leluhur sekte ini terluka parah hingga ia harus segera di obat. “Em, i-itu…”, ucap sang pelayan ragu-ragu. “Ada apa? Katakan saja!!” “I-itu karena tuan muda” “Ha, karena aku?”, ucap Xuan yang tak percaya akan penyebab dari sang kakek yang ada di dunia ini terluka. “Ya, leluhur berdebat dengan tuan Fu Shian Ma dari Sekte Cahaya”, jelasnya pada Xuan. Xuan yang mendengar penjelasan bahwa sang kakek berdebat dengan orang- orang dari sekte cahaya lantaran menghina dirinya yang kini di anggap seorang idiot. Tentu, hal itu melukai hati dan harga dirinya, Xuan pun berlari meninggalkan tempat itu menuju gunung monster yang berada di belakang sekte mereka.Xuan merasa ia tidak akan sanggup melihat sang kakek yang terluka demi melindungi nama baiknya itu terluka parah. Pikirnya, meski ia datang kesana pun tak akan ada yang bisa
“Sudahlah, ayo kita masuk dulu, kau pasti belum makan”, ucap sang ibu yang semakin menyentuh hati Xuan. “Kak..”, panggil Lizi. Namun, Xuan tidak merespon apa pun, ia malah terlarut dalam pikirannya sendiri. Kini beban yang bergantung di pundak Xuan bukanlah sedikit, ia menyadari bahwa keberadaannya di dunia ini bukanlah kesalahan semata, pasti ada alasan di balik itu semua. Maka dari itu, ia harus mencari tahu segala hal yang berkaitan dengan dunia ini untuk mengetahui alasan dari kedatangannya, pasti misi sesungguhnya akan lebih besar dari misi tingkat S itu. Begitulah pikir Xuan yang terus bergerak kearah yang lebih positif. Keberadaan keluarga bagi Xuan sendiri adalah pemicu kebangkitannya, menuju puncak bela diri. “Kak, ada apa? Apa kau terluka?”, ucap Lizi yang khawatir karena Xuan tidak merespon panggilannya sama sekali. “Ah, tidak” “Lalu, kenapa kau melamun begitu dalam?” “Hemm, ibu. Sepertinya aku harus meninggalkan sekte mulai dari besok!”, ucap Xuan dengan tega
“Apa mereka sudah pergi?”, ucap sang leluhur yang muncul setelah kepergian Xuan. “Salam leluhur”, sambut orang- orang yang ada disana. “Ya, mereka baru saja pergi ayah. Akan kah mereka baik- baik saja? Aku sangat khawatir”, ucap ayah Xuan yang sangat khawatir dengan tekat anaknya kali ini. “Jangan Khawatir, dia pasti baik- baik saja. Sangat jarang dia bertekat seperti ini dan tentu, sekali bertekad tidak ada yang bisa menghentikannya”, ucap sang kakek yang kini menaruh harapan besar pada Xuan. “Aku harap juga begitu, kini masa depan sekte bergantung pada keberhasilan mereka!”, ucap sang ayah yang baru saja melepaskan kepergian dua putranya untuk melihat dunia luar. Sementara orang- orang di sekte Seribu Bintang sibuk membahas ke perigian Xuan dan Zou’er . Disisi lain, tuan muda Cheng menerima berita dari kepergian Xuan kali ini. Anehnya, ia juga tiba- tiba bersemangat untuk meninggalkan kerajaan dengan alasan bahwa ia tidak mau jika hanya Xuan yang berkembangan dalam perja
Prakk.. Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanan tuan muda Cheng, tamparan yang penuh makna antara dua anak laki- laki ini pun membuat pertemanan mereka menjadi erat. “Jadi, maksudmu saat orang- orang menyatakan dirimu iblis maka kau akan mengakuinya? Hah, kau pasti sudah gila!”, ucap Xuan yang kesal atas pernyataan tak masuk akal yang di ucapkan oleh tuan muda Cheng. “Kau tidak berada di posisiku, lalu bagaimana kau tau apa yang aku rasakan, apa yang aku alami?!”, balas sang tuan muda Cheng. “Kau benar, aku tidak di posisimu dan aku tidak merasakan betapa beratnya perjuangan mu. Tapi, apa kau pikir orang- orang akan peduli dengan rasa sakit mu? Cih, jangankan peduli, bahkan mereka tidak tau seberapa keras kau telah berjuang” “Jika kau sudah tau, lalu kenapa kau masih mengatakan itu, hiks.. kau tau apa? Aku_” Brukk.. “Apa yang kau lakukan? Kenapa terus memukul ku!!” “Karena kau memang layak untuk itu!!” “Kau_” Brukk Prakk.. Dua bocah ini pun saling memukuli
“Hah, apa- apaan itu. Posisi yang tidak hanya keren namun terlihat hebat begitu, aku juga mau!!” “Hem, jika kau mau, maka rebut lah dari ku. Tentu itu tidak akan mudah, kau bahkan belum memulai apa pun” “Cih, kau tau apa, aku tidak akan kalah darimu. Mulai malam ini, aku akan rajin berkultivasi!!” “Kalau begitu, mari kita bertarung untuk merebutkan posisi pertama kelak!” “Hah, tentu saja! Saat itu terjadi, aku pasti akan mengalahkan mu” “Heh, kau terlalu percaya diri, aku lah yang akan mengalahkan mu jika waktunya sudah tiba”, ucap Xuan sambil berbalik arah dengan kerennya. Percakapan yang dimulai dengan baku hantam itu pun berakhir dengan kerennya, dua bocah yang kini saling berhadapan punggung ini pun di hampiri angin yang berhembus kencang seakan menjadi saksi dari janji yang telah di ucapkan oleh ke duanya. Begitulah cerita dua rival hidup dan mati ini tersebar luas. Karena hl itu pula, pihak keluarga Cheng tidak pernah melarang tuan muda mereka berteman baik dengan
Pagi Hari “Kalian sudah siap?”, tanya Xuan yang mengunjungi kamar sang kakak. “Ya, kalau begitu mari kita pergi!”, ucap sang kakak yang sejak tadi menunggu Xuan bersama Mo Yang. Mereka pun pergi mencari beast terbang yang akan membawa mereka ke kerajaan Ming. Namun siapa sangka dalam pencarian Beast terbang itu, mereka malah terlibat dengan seorang nona muda, lebih tepatnya Mo Yang lah yang terlibat. Ia yang melihat gadis lemah nan sakit itu di ganggu oleh beberapa orang, barulah ia muncul sebagai pahlawan ke siangan. “Apa yang di lakukan oleh sekelompok anjing gila ini?”, ucap Mo Yang mendekati kerumunan penganggu itu. “Cih, tentu saja mengong-gong di depan gadis kecil”, ucap Zuo’er yang mengikuti secara alami. Xuan sangat terkejut melihat sang kakak yang dinilainya cukup berwibawa ini bisa menjadi orang yang sangat usil, bahkan ia kelihatan sangat cocok dengan Mo Yang saat ini. Yah, mungkin inilah rival sejati, mereka sudah saling memahami satu dengan lainnya hingga mere
"Sial, kenapa sistem ini tidak berfungsi? Uang dan waktu ku telah banyak habis! Ck, sia-sia saja!", ucap seorang pemuda yang gagal terus merakit sebuah sistem game online. Ia yang hidup dengan mencurahkan dirinya pada pekerjaan ini tak pernah mengecewakan pelanggannya, namun kehidupannya sial setelah ia bertemu dengan seorang pemuda yang melimpah harta kekayaan. Pemuda nomor satu di kotanya itu menjadi penggila game online dari perusahaanya, setelah penasaran akan siapa yang membuat sistem navigasi dari game yang ia mainkan itu, ia pun berusaha untuk menghacurkan si perancang. Alasannya sangat sederhana, karena sang perancang sendiri membuatnya iri lataran ia yang tidak pernah merasakan kebahagiaan, terutama cinta kasih dari orang tuanya yang super sibuk dengan pekerjaan mereka. Lebih tepatnya, hal itu bermula saat dirinya melihat sang perancang sedang makan sambil bercanda tawa bersama seorang wanita paruh baya yang dikiranya adalah ibu si perancang, dirinya pun meminta untuk
Beberapa Saat kemudian."Xuan'er, bangunlah nak. Hiks..", tangis seorang wanita cantik sambil mengenggam tangan putranya. "Hmm, siapa yang sedang menangis itu?", ucap Xuan yang mendengar tangisan berat penuh kasih sayang dari alam bawah sadarnya. "Nak, ibu mohon bukalah mata mu hiks.." "Tenanglah istriku, sebentar lagi tabib Mo akan datang", ucap laki-laki yang terlihat khawatir pada kondisi Xuan saat ini. Entah apa yang telah terjadi namun jelas kedua orang ini sedang menangis dan khawatir pada pemuda yang kini berbaring lemas diatas kasur itu. "Apa yang sedang kalian katakan, kenapa kalian menangis? Sebenarnya suara siapa itu? Kenapa aku tidak bisa membuka mata ku untuk melihatnya!" tanya Ye Cheng Xuan yang tidak bisa membuka matanya. Tinggg.. *Singkronisasi tubuh belum selesai! "Ha, apa lagi ini? Akghhh... Kepala ku", ucap Xuan yang kehilangan kesadarannya kembali. Tanpa Xuan sadari kini jiwanya telah menyatu dengan tubuh seorang pemuda yang juga memiliki nama yang