Kata-kata yang diucapkan oleh Camar Putih itu membuat Zhu Lian terkesiap. Mendengarnya, Luo Yan pun sontak menoleh pada Zhu Lian yang meniti tangga di sebelah dia.Belum juga Zhu Lian sempat mengomentari perkataan tersebut, Bangau Jambon sudah berkata lagi. “Atau sebaliknya. Kak Dokter yang memeluk Kak Zhu Lian. Pasti bakal terasa, pegal sehabis beraksi terusir begitu saja.”Kedua pendekar wanita tersebut terkikik-kikik. Luo Yan masih saja memandangi Zhu Lian dengan keheranan. Sebaliknya, laki-laki yang ia tatap menggeleng-gelengkan kepala, tanda menyangkali semua omongan itu.“Apakah yang dikatakan nona-nona ini merupakan salah satu teknik pengerahan kekuatan spiritualmu, Zhu Lian?” tanya Luo Yan iseng.“Mereka hanya melebih-lebihkannya, Luo Yan,” Zhu Lian menjawab kalem.Tentu saja Zhu Lian merasa malu. Apa yang disampaikan oleh dua Ronin wanita tersebut mungkin akan membuat Luo Yan berpikir: Zhu Lian gemar menyentuh-nyentuh perempuan.Selain itu, dia merasa. Cara dia untuk menaikka
“Strategi petualangan, kau mengignatkan aku akan obrolan kakek dan ayahku, sistem. Baiklah. Aku jalankan taktikmu,” Zhu Lian berkata-kata dalam benaknya.Ia pun menerapkan seperti apa yang diinstrukan Sistem Kesatria Langit. Saat itu, kelompoknya berhadapan dengan Landak Giling. Yaitu, makhluk yang menyerupai landak.Namun pada saat menyerang musuh, mereka akan melompat ke udara dan berubah menjadi seperti bola, mirip hewan trenggiling.Sekarang, Camar Putih memancing landak-landak tersebut untuk menyerang dia. Tetapi, Bangau Jambon yang ahli melempar pisau mengganggu makhluk-makhluk itu. Sehingga, konsentrasi mereka bagai terpecah.“Bangau Jambon, jangan lambat-lambat melemparkan pisaumu! Bisa-bisa mereka menyerangku sungguhan!”“Cerwet kamu, Camar Putih. Melawan makhluk seperti ini saja kau ketakutan seperti itu!”Terjadi sedikit perdebatan antara Camar Putih dengan Bangau Jambon. Tetapi Luo Yan melerai mereka.“Tenang, aku akan melindungi kalian!”Rata-rata dokter pendekar memiliki
Luo Yan sekonyong-konyong berkata pada teman-temannya yang lain. “Ya, aku mendengarnya. Ada suara langkah lain dari balik pepohonan sebelah sana, bukan?” Zhu Lian menanggapi sang dokter. Sambil terus berjalan, Zhu Lian memandang ke arah sebelah kiri ke dalam kawasan hutan yang rimbun dan dipenuhi Semak belukar. “Langkah apa memangnya, Kak?” “Dari sebelah sana?” Camar Putih lalu Bangau Jambon ikut memandang ke arah Zhu Lian menoleh. Mata mereka berusaha menembus tanaman-tanaman liar yang tumbuh liar di sana. “Apakah yang kamu dengar sama dengan yang sampi ke telingaku, Zhu Lian?” tanya Luo Yan. “Langkah-langkah kaki yang agak berat pada saat menginjak tanah. Sosok yang melangkah itu kemungkinan berbadan besar. Kita harus waspada,” Zhu Lian mengingatkan rekan-rekannya yang lain. “Betul, itu juga yang aku dengar. Apapun itu, dia dengan sengaja menyamakan langkahnya dengan kita. Agar, suara pergerakannya tidak kentara,” jelas Luo Yan. “Biar aku berjalan di sebelah kiri. Sehingga ji
Usai melompat dengan gaya akrobat mereka masing-masing di udara, Zhu Lian, Luo Yan, Bangau Jambon dan Camar Putih kembali menapak di tanah. Baru saja Zhu Lian teringat akan perkataan kakeknya mengenai ilmu hitam, Camar Putih berkata. “Ada yang aneh dari makhluk tersebut …” “Ya, benar. Pancaran kekuatannya terasa dingin …” sambung Bangau Jambon. “Apakah kalian dibuat merinding oleh dia?” Luo Yan berusaha memastikan. “Sepertiya kita semua merasakan hal yang sama, bukan?” komentar Zhu Lian. Ketiga wanita yang bersama dengan Zhu Lian mengangguk-angguk kecil. Sebetulnya, Zhu Lian ingin mengungkapkan apa yang disampaikan kakeknya. Akan tetapi, dia masih termasuk pendekar petualang baru. Penyataannya bakal dianggap tidak valid. Selain itu jika ia mengatakan dirinya mengetahui hal tersebut dari kakeknya, rekan-rekannya itu pasti akan bertanya-tanya mengenai sang kakek. Sehingga, Zhu Lian memilih untuk bungkam. “Dia datang!” Bagau Jambon mengingatkan. Makhluk yang mirip dengan manusia s
Sangking geramnya, Zhu Lian sempat bersuara. Melayang tipis di udara, badannya berputar. Sedangkan pergelangan kakinya nampak telah dipenuhi pancaran sinar biru berpendar menjilat-jilat bagai api. Teknik Tendangan Halilintar Longma Level 10. Diajarkan sistemnya, selama ini Zhu Lian telah mendistribusikan poin aura spiritual yang ia dapatkan untuk memperkuat teknik-teknik yang ia peroleh dari Sistem Kesatria Langit. Contohnya pada level 10, teknik Tendangan Halilintar Longma akan menghasilkan Jurus Sambaran Petir Dari Balik Awan. Ia memperkirakan. Pada tingkatan tertentu dari teknik turunan, jurus lain akan terbuka. Tetapi sekarang, Zhu Lian hanya mengerahkan teknik dasarnya guna mengetahui. Sejauh apa kekuatan lawan. “Heaaah …!” Bhuast! Telapak kaki Zhu Lian mendarat pada sisi kanan wajah musuhnya. Tak ayal lagi, monster kadal humanoid misterius itu semakin terpental ke arah samping kirinya. Melayang di udara sejenak, makhluk itu jatuh tersungkur di tanah. “Kakek bilang jangan
Camar Putih yang agak cerewet berkata pada Luo Yan. Saat itu, dengan begitu santai ia bersandar pada bagian depan tubuh Zhu Lian yang membuka kakinya lebar-lebar. Sedangkan Bangau Jambon merebah, melepas lelah di pahanya. “Iya, Kak. Nyaman sekali, lho, bisa bermanja-manja seperti ini pada Kak Zhu Lian,” imbuh Bangau Jambon. Mendengar perkataan kedua pendekar wanita tersebut, Zhu Lian hanya tersenyum seraya melihat Luo Yan yang tengah sibuk dengan ponselnya. Tapi kemudian, dokter muda itu berkomentar. “Kalian menjadikan Zhu Lian layaknya sofa.” “Hahaha …!” gelak Bangau Jambon dan Camar Putih. Yang dibicarakan tetap tenang. Bagaimana tidak. Dengan tingkah dua kawannya itu saja, Zhu Lian sudah mendapat notifikasi dari Sistem Kesatria Langit. Presentase karismanya terus bertambah. Entah berapa presentase yang ia terima jika Luo Yan ikut bersandar padanya. “Tidak mengapa. Mumpung mantan kekasihku baru saja memutuskan hubungan kami. Jadi, aku adalah seorang pria lajang. Tidak akan ada
Itulah yang dipikirkan oleh Zhu Lian. Menjelang siang itu, ia sudah berada di Menara Nirwana. Dengan mantap, kakinya menapaki tangga menuju lantai 4. Ada beberapa pendekar dari sekte-sekte yang cukup dikenal turun naik di situ. Termasuk, mereka yang memiliki qi dan sekedar ingin ‘berwisata’ di Ether Realm lantai pertama. “Selamat bertualang, Kawan.” “Semangat, Sobat. Ini adalah hari yang cerah untuk berburu!” Sebagian dari para pendekar itu menyapa Zhu Lian walau mereka tidak saling kenal. Padahal terkadang, terjadi persaingan antara sekte tertentu. Terutama, mereka yang ada di tingkat menengah. Persiangan tersebut biasanya terjadi karena perebutan bahan tertentu, terutama lahan Kristal Pijar. Karena Menara Nirwana terdiri dari 7 lantai, semua hal yang berkaitan dengannya terdiri dari 7 tingkatan. Begitu pula sekte-sekte yang terbagi menjadi 7 kelas. Perkumpulan pendekar baru termasuk dalam kelas Prajurit. Satu tingkat di atasnya Pahlawan, kemudian Kesatria. Yang mulai dihormati
Entah Zhu Lian menyadarinya atau tidak. Makhluk yang berada di belakangnya sudah menekuk kedua tangan. Jari jemarinya yang memiliki kuku panjang hitam dan tajam merapat. Dia telah siap untuk menghujamkan kuku-kunya itu dipunggung Zhu Lian. “… hajar dia …!” seru Zhu Lian. Dengan cepat, ia melompat sembari membalikkan tubuh. Kaki kirinya telah diangkat dengan tertekuk, untuk melepaskan sebuah sepakan. Buagh! Telapak kaki Zhu Lian mendarat tepat di dada monster itu. Ketika terjadi benturan antara kaki dan tubuh makhluk itu, pancaran energi kekuatan spirtualnya yang mirip nyala api terpecah menyebar ke sekitar. Tak ayal lagi, makhluk misterius tersebut terpental melayang ke belakang. Sementara, pengerahan enersi spiritual Zhu Lian menyebabkan daun-daun kering hingga bebatuan kecil yang ada di sana melayang dari tempatnya. Sedangkan monster yang ia hajar melayang di udara. Tubuhnya mengenai beberapa pohon hingga tumbang. Zhu Lian menyadari. Kekuatan yang ia kerahkan tersebut terlalu