Itulah yang dipikirkan oleh Zhu Lian. Menjelang siang itu, ia sudah berada di Menara Nirwana. Dengan mantap, kakinya menapaki tangga menuju lantai 4. Ada beberapa pendekar dari sekte-sekte yang cukup dikenal turun naik di situ. Termasuk, mereka yang memiliki qi dan sekedar ingin ‘berwisata’ di Ether Realm lantai pertama. “Selamat bertualang, Kawan.” “Semangat, Sobat. Ini adalah hari yang cerah untuk berburu!” Sebagian dari para pendekar itu menyapa Zhu Lian walau mereka tidak saling kenal. Padahal terkadang, terjadi persaingan antara sekte tertentu. Terutama, mereka yang ada di tingkat menengah. Persiangan tersebut biasanya terjadi karena perebutan bahan tertentu, terutama lahan Kristal Pijar. Karena Menara Nirwana terdiri dari 7 lantai, semua hal yang berkaitan dengannya terdiri dari 7 tingkatan. Begitu pula sekte-sekte yang terbagi menjadi 7 kelas. Perkumpulan pendekar baru termasuk dalam kelas Prajurit. Satu tingkat di atasnya Pahlawan, kemudian Kesatria. Yang mulai dihormati
Entah Zhu Lian menyadarinya atau tidak. Makhluk yang berada di belakangnya sudah menekuk kedua tangan. Jari jemarinya yang memiliki kuku panjang hitam dan tajam merapat. Dia telah siap untuk menghujamkan kuku-kunya itu dipunggung Zhu Lian. “… hajar dia …!” seru Zhu Lian. Dengan cepat, ia melompat sembari membalikkan tubuh. Kaki kirinya telah diangkat dengan tertekuk, untuk melepaskan sebuah sepakan. Buagh! Telapak kaki Zhu Lian mendarat tepat di dada monster itu. Ketika terjadi benturan antara kaki dan tubuh makhluk itu, pancaran energi kekuatan spirtualnya yang mirip nyala api terpecah menyebar ke sekitar. Tak ayal lagi, makhluk misterius tersebut terpental melayang ke belakang. Sementara, pengerahan enersi spiritual Zhu Lian menyebabkan daun-daun kering hingga bebatuan kecil yang ada di sana melayang dari tempatnya. Sedangkan monster yang ia hajar melayang di udara. Tubuhnya mengenai beberapa pohon hingga tumbang. Zhu Lian menyadari. Kekuatan yang ia kerahkan tersebut terlalu
Mengumpat terlebih dahulu, Zhu Lian segera mengerahkan teknik Langkah Bayangan Angin dan mengikuti ke mana monster itu pergi. Ia berpikir. Makhluk-makhluk di Ether Realm dapat memangsa satu sama lain. Itulah mengapa, terkadang beberapa bahan yang seharusnya terdapat pada monster tertentu, malah ditemukan di antara sisa-sisa yang ditinggalkan monster lain. “Rantai makanan berlaku di sini. Makhluk macam begini pantasnya berada di puncak rantai makanan. Tetapi mereka bahkan tidak meninggalkan sisa apapun. Monster kelas roh saja memilikinya. Sebetulnya, masuk klasifikasi yang mana dia?” Terjadi kejar-kejaran antara Zhu Lian dengan musuhnya. Malahan, mereka sempat kembali bertarung singkat saja. Lalu monster itu kembali berhasil melarikan diri. “Tidak. Aku tak akan membiarkan makhluk dengan kekuatan ilmu hitam seperti itu berkeliaran bebas. Walau tidak menguntungkan -aku mulai mata duitan- dia harus dimusnahkan!” gumam Zhu Lian. Tetapi kemudian, Zhu Lian sempat terganggu dengan kemuncu
Seraya membalikkan badan, Zhu Lian berkata, “Aku sendiri tidak …”Seketika itu napas Zhu Lian terhenti di kerongkongannya. Tatkala, ia melihat dengan jelas wujud wanita yang tengah melangkah mendekat padanya tersebut.Selama dia bertualang, Zhu Lian menilai tiga kawan wanitanya cantik-cantik semua. Terutama, Luo Yan yang begitu manis. Tapi kali itu, dia melihat sosok yang lebih mengagumkan lagi. Mata sipit wanita itu besar, hidungnya mancung dan berbibir mungil.“Aku tidak tahu makhluk seperti apa dia itu, Nona. Dia memiliki aura roh, namun dua minggu yang lalu, aku bertemu dengan makhluk sejenis di lantai 3,” jelas Zhu Lian.Perempuan itu menyimak penuturan Zhu Lian, sembari berjalan melewati si tukang bakmi. Saat sang hawa melintas di hadapannya, Zhu Lian terkesiap. Wanita cantik itu mengenakan sebuah lencana emas putih bertatahkan batu rubi bentuk aksara Hanzi yang berarti: ‘seribu’.Emblem itu menandakan bahwa dia merupakan petinggi dari Sekte Thousand Rainbows. Yang merupakan, sa
Walau merasa grogi, Zhu Lian menurut. Ia mengulurkan sebelah tangannya pada Bai Lu. Dia berharap, lengannya tidak gemetaran akibat canggung karena akan disentuh oleh seorang perempuan jelita.Tanpa ragu, Bai Lu membalur kedua tangan Zhu Lian menggunakan salep yang memberikan sensasi dingin tersebut.“Apakah kau sudah makan atau perbekalanmu cukup, Zhu Lian?” tanya Bai Lu.“Ak-aku sudah makan dan aku rasa … perbekalanku memadai. Sebab, aku sendiri tidak bermaksud ada di sini sampai matahari tenggelam,” Zhu Lian menjawab seraya memperhatikan Bai Lu yang mengusap-usap permukaan kulit tangannya.“Ah, sykurlah. Aku ingin membalas kebaikan hatimu barusan. Tetapi aku sendiri tidak membawa apa-apa. Tambang milik ayahku hanya sekira setengah kilometer saja dari sini. Kalau saja kau mau menunggu, aku bisa mengambil makanan, minuman juga … upah untukmu.”Bai Lu berceloteh. Zhu Lian diam saja. Ia hanya bisa terus-terusan menatap wajah wanita itu. Merasa dirinya tidak ditanggapi, Bai Lu memandang
Itulah yang dikatakan oleh pemimpin Sekte Heavenly Fountain Blessing tersebut pada Zhu Lian. Bersemangat walau belum mengetahui apa yang akan disampaikan Dokter Chou pada dia, Zhu Lian langsung menjawab.“Apakah aku boleh ke sana sekarang, Dokter? Sebab khawatirnya sore nanti, orang-orang keburu akan santap malam di sini.”“Oh, kalau kau memang bisa kemari sekarang, silahkan saja. Aku siap menerima tamu sepertimu kapan saja.”Selama ini, Zhu Lian memang biasa menitipkan dagangannya pada wanita pedagang di warung sebelah yang menjajakan minuman-minuman segar.“Nyonya Ta, mohon maaf. Bolehkah aku menitipkan warungku sebentar. Jika ada pelanggan, tolong dilayani saja seperti biasa. Aku ada keperluan sebentar,” pesan Zhu Lian.“Baiklah, Nak Zhu Lian. Toh menjelang sore begini, warungmu belum terlalu ramai bukan?”“Ya, Nyonya. Terima kasih. Aku akan kembali dalam satu jam.”Menggunakan bus, Zhu Lian tiba di Rumah Sakit Air Mancur Kesembuhan. Setibanya di sana, Luo Yan sudah menanti dia. Zh
Pada saat menerima panggilan tersebut, Zhu Lian berusaha membuat nada berbicaranya sekalem mungkin. Padahal, ada lonjakan riang dalam dirinya ketika mengetahui. Akhirnya, putri dari Lord Gong Xiao Bin itu menghubungi dirinya.“Tuan pendekar Zhu Lian, maafkan aku baru menghubungimu hari ini. Aku sempat sibuk membantu ayahku di tambang-tambangnya yang berada di lantai 5 dan 6. Apakah kau ada waktu untuk pergi ke tempat kita bertemu tempo hari?”“Tentu, tentu saja, Nona pendekar Bai Lu.”“Haha! Baiklah, Zhu Lian. Aku tunggu kehadiranmu di sana.”Ada satu hal utama yang membuat Zhu Lian merasa otomatis terkagum-kagum pada Bai Lu. Yaitu, perhatian Bai Lu terhadap dirinya pada saat mereka bertemu pertama kali.Waktu itu, Bai Lu tidak segan merawat tangannya yang terkena gigitan Lalat Penyengat menggunakan tangannya sendiri.Selain itu, dia juga bertanya pada Zhu Lian. Apakah dirinya memiliki perbekalan yang cukup. Perhatian putri pemimpin sekte Thousand Rainbows itulah yang membuat hati Zhu
Pusaka adalah sebuah senjata yang terbuat dari bahan-bahan yang ditemukan di Ether Realm. Atau malahan, secara misterius ditemukan ‘tergeletak’ di sana. Untuk menciptakan sebuah pusaka tidaklah mudah. Awalnya, para pendekar akan melihat dan merasakan atau bahkan sampai melakukan tes. Apakah bahan langka yang mereka miliki bereaksi terhadap kekuatan spiritual mereka. Jika benar begitu, mereka akan membawa bahan yang mereka temukan di sana ke pandai besi. Kemudian, pandai besi akan menentukan. Benarkah bahan tersebut dapat dijadikan sebuah senjata. Sebuah pertaruhan. Terkadang atau malah sering kali, mereka menemui kegagalan. Sama halnya dengan pisau Tombak Taring Naga milik Zhu Lian. Namun, karena bahannya kemungkinan tidak selangka itu karena Master Yu sebagai penciptanya mampu menciptakan beberapa pisau Tombak Taring Naga, ia tidak tergolong sebagai sebuah pusaka. “Pu-pusaka? A-apakah … Lord Gong yakin, beliau akan memberikan sebuah pusaka untukku?!” tanya Zhu Lian terkaget-kage