Sementara itu, Zaiden tengah menerima hukumannya atas perbuatannya bersama dengan sang ayah atas perintah ibu suri agung, keduanya di kurung di ruangan terpisah dengan setumpuk buku Etika kerajaan yang harus mereka salin sebanyak seratus kali, hal ini di lakukan agar mereka bisa merenungi kesalahan mereka dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Tentunya Zaiden dan Raja Orland tak bisa menolak perintah ibu suri agung yang merupakan pemilik tahta tertinggi di kerajaan vampir.Selama seharian, Zaiden di kurung tanpa di izinkan siapapun masuk kecuali pelayan yang mengantarkan makanan, bahkan Teresa pun di larang keras untuk menemui suaminya untuk alasan apapun dan selama masa hukumannya itu Zaiden merenungi kesalahannya, namun tiba-tiba sakit kepala yang sering dirasakannya akhir-akhir ini semakin terasa sangat sakit dari pada sebelumnya.Tangannya memegangi kepalanya dengan kuat, hingga dirinya jatuh pingsan. Saat tersadar Zaiden merasa ada yang berbeda dengan dirinya, sakit kepalanya
Elios pov.Di akademi.Sejak mengetahui identitas asli dari Ayah Elios, semua murid di akademi memutuskan untuk menjauhi Elios, mereka terlihat semakin enggan untuk mendekatinya, bahkan untuk menyapa pun seluruh tubuh mereka gemetar ketakutan, takut jika Elios tiba-tiba mengendalikan darah mereka lalu membunuh mereka tanpa pandang bulu, mengingat sikap mereka terhadap Elios saat mengetahui bahwa Elios adalah anak di luar nikah.Sebagian dari orang tua murid akademi yang memutuskan untuk memindahkan anak-anak mereka, sedangkan bagian lainnya memutuskan untuk tetap menyekolahkan anak mereka, berharap jika putra mereka bisa berteman baik dengan Elios dan memberi mereka jalan untuk bisa lebih dekat lagi dengan kursi bangsawan kelas atas.Kendati begitu, anak-anak mereka memutuskan untuk melawan orang tua mereka dengan menjauhi Elios.Sejujurnya Elios tak keberatan sama sekali dengan pilihan mereka untuk menjauhinya, tapi ketakutan mereka yang berlebihannya membuatnya malu, karena rumor
" Kenapa? Apa kamu terkejut karena aku berani memukul mu? " Kata Tomi dengan nada mengejek, ia berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada.Elios masih terdiam terduduk sambil memegangi perutnya yang sakit, kedua matanya menatap marah pada Tomi, ia masih tak mengerti dengan apa yang ada di dalam pikiran lelaki itu.Perlahan Elios bangkit dari posisi duduknya, lalu mencoba untuk tenang, mungkin saja dirinya telah melakukan kesalahan yang tidak di sadari pada lelaki itu, kedua matanya menatap lekat pada pria itu kemudian mencoba untuk kembali bertanya, " katakan, apa yang terjadi pada mu? Kenapa kamu memukul ku? Apa salah ku? Bisakah kita membicarakannya secara perlahan? "Bukannya menjawab, Tomi malah memukul elios kembali, hingga tubuh bocah lelaki itu terpental cukup jauh dan menghantam sebuah pohon besar yang berada tak jauh di belakang punggungnya, " berisik banget sih. Sebagai pria sejati seharusnya kamu tak banyak bicara, terlebih lagi kita ini sedang bertarung, " jelas To
Setelah mendengar penjelasan Timi, perasaan Alona tiba-tiba menjadi cemas dan risau, ia merasa bahwa akan terjadi sesuatu pada putranya, tak lama kemudian Edward datang bersama ibu suri agung dan salah satu anggota penjaga keseimbangan dunia vampir dan menanyakan hal yang serupa.Awalnya mereka sedang berjalan santai sambil membahas perkembangan Elios yang masih sama yang di khawatirkan Elios tidak bisa menunjukan kekuatan itu, atau mungkin Elios tidak memiliki kekuatan itu. Tapi dengan tegas, Edward menyatakan bahwa putranya memiliki kekuatan yang sama dengannya.Ditengah-tengah perdebatan mereka, Edward melihat istrinya yang terlihat cemas. Saat itu juga, ia menghampiri sang istri dan menanyakan apa yang tengah terjadi. Setelah mendengar penjelasan dari istrinya, tanpa membuang waktu lagi, mereka pun mencari keberadaan Tomi dan Elios, hingga langkah kaki mereka terhenti ketika merasakan aura yang begitu kuat berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.Tanpa membuang waktu lagi mer
Elios mengerjapkan kedua kelopak matanya secara perlahan sambil menyesuaikan pencahayaan yang masuk ke dalam matanya dan hal pertama yang dilihatnya adalah langit-langit berwarna biru yang merupakan warna langit kamarnya, dirinya terdiam sejenak lalu menoleh kepalanya dan mendapati ibunya yang tengah tertidur di sampingnya.Tak lama kemudian, ibunya bangun dengan senyuman cantik di wajahnya, " kamu akhirnya bangun juga " katanya lalu membantu Elios duduk di atas ranjang, " apa kamu lapar? "Elios menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban lalu kemudian bertanya, " apa mama lakukan di kamar ku? Apa mama sedang bertengkar dengan papa? " Alona terdiam sejenak, " Kamu tidak ingat? "Elios kembali menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban, " memangnya apa da apa? " " Ahh, bukan apa-apa, mama hanya rindu tidur bersama mu, kenapa apa tidak boleh? Mentang-mentang kamu sudah bersekolah, mama jadi tidak boleh bermanja-manja dengan mu? "" Tidak, rasanya aneh saja sudah lama kita tidak
" Apa yang kamu lakukan di sini seorang diri? " Tubuh Elios tersentak, ia menoleh dan mendapati seorang pria berbadan kurus tinggi, memiliki rambut panjang berwarna abu-abu terang dengan gaya pakaian formal berwarna hitam.Kedua matanya menatap lekat pada pria asing yang belum pernah ia lihat sebelumnya, " kamu siapa? " Tanyanya dengan nada dingin " Aku? " Jawab pria itu sambil menunjuk pada dirinya sendiri lalu menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri." Menurutmu, siapa lagi? Apalah di sini ada orang lain selain aku dan juga kamu ? " Tanya Elios kembali.Pria itu terkekeh kemudian ikut terduduk di samping Elios yang tengah terduduk di tepi danau.Elios mengernyitkan dahinya menatap pria itu dengan tatapan waspada, " aku tak pernah menyetujui kamu duduk di samping ku. "" Hey janganlah bersikap itu, lagi pula tempat ini bukan milik mu jadi aku bebas untuk duduk di mana saja yang aku inginkan, "" Kalau begitu aku pergi. " Elios pum beranjak bangun berniat pergi, namun tangan p
Sebulan kemudian. . .Hari dimana Elios harus menunjukan kemampuannya akhirnya tiba. Semua pihak seperti anggota penjaga keseimbangan dunia Vampir, Raja Roland, Ibu Suri Agung, Edward bahkan Alona dan Enes Tikta juga ikut hadir untuk melihat kemampuan Elios kecuali Zaiden yang tidak bisa ikut hadir karena ingin menemani istrinya melahirkan.Alona yang baru mengetahui hal tersebut tidak menyangka bahwa hari Teresa juga akan melahirkan hari ini, apa ini sebuah kebetulan?Tapi Alona tidak ambil pusing, lagi pula dirinya senang karena tak perlu melihat wajah pria itu di tempat ini, setidaknya ia bisa fokus melihat putranya.Kendati begitu, sebagai seorang ibu, Alona tak bisa tenang sedikit pun, dengan perasaan cemas dan detak jantung yang berdetak kencang, Alona berharap Elios bisa melewati semua ini lalu mereka bisa pulang bersama-sama. " Elios! Apa kamu sudah siap? " Tanya sang Tetua." Siap! " Jawab Elios tanpa ragu." Kalau begitu silahkan di mulai. "Dengan penuh keyakinan, Elios
Menghilangnya Elios secara Misterius membuat Alona kacau dan tak bisa berpikir jernih, dirinya terus menyalahkan dirinya karena kecerobohannya, seharusnya ia memegang tangan putranya.Namun, nasi sudah menjadi bubur dan dirinya hanya bisa menangis atas menghilangnya sang putra, Elios." Alona tenangkan diri mu, akan ku kerahkan semua pasukan ku untuk menemukan putra mu, jadi aku harap kamu bisa menenangkan dirinya, " kata Ibu Suri Agung yang mencoba menenangkan Alona. Begitu pun dengan Edward yang ikut menenangkan istrinya." Ini pasti ulah Teresa! " Ucap Alona secara tiba-tiba dengan perasaan marah, kedua matanya merah menyala." Apa maksud mu semua ini salah Teresa? " Tanya penasaran Ibu Suri Agung.Namun, bukannya menjawab, Alona langsung pergi begitu saja meninggalkan ruangan.Sementara itu, Teresa bersama ibunya tengah berbahagia menyambut kelahiran putra pertamanya yang nantinya akan meneruskan tahta kakeknya kelak jika dia sudah tumbuh dewasa.Teresa sungguh bahagianya bukan b