Share

Bab 25

Nana

Wajah-wajah lelah sangat terlihat dari semua mahasiswa yang keluar dari kelasnya Pak Aristo. Dosen pemegang mata kuliah sanggar sastra itu sepertinya lupa melihat jam. Mata kuliah seharusnya selesai dari tiga puluh menit yang lalu, tapi Pak Aristo baru keluar dari kelas sekarang.

Jelas saja itu mengundang umpatan dan gerutuan dari banyak mahasiswa. Termasuk Rani. Sejak keluar dari kelas, Rani terus mencak-mencak tidak keruan.

“Laper banget, Tuhan.”

“Sama. Gue juga laper,” balasku ketika kami keluar dari gerbang kampus.

“Gila itu dosen. Padahal udah dikasih kebebasan cuy dengan 4 sks. Tapi masih aja korupsi waktu. Mana jadwalnya sore pula. Minggu depan gue kasih alarm dah biar dia nyadar diri,” cerocosnya.

Di sela-sela mulutnya yang mencerocos, Rani mengecek jam tangannya. “Jam 5?! Pantesan cacing di perut gue udah disko lagu lagi syantik!” jeritnya heboh. Terlalu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status