Share

Karma

Bab 41

Aku mengintip lagi dari pintu belakang, sudah sepi. Pasti Dhifa sudah pergi.

"Ngapain kamu ngintip disitu Ren!" tanya mertuaku.

Yaelah ni nenek sihir ngagetin aja. Untung aja aku gak punya penyakit jantung.

"Mbak Dhifa kemana Ma?" tanyaku penasaran.

"Mulai kepo kamu? Terusin kerjamu sana. Setrikaan dah banyak tuh!"

Ngikut ajalah, dari pada panjang urusannya. Eh tapi tunggu dulu, kenapa tadi aku gak tanya soal Mas Diki-Diki tadi sih.

Tapi mana mungkin nenek sihir itu mau menjawab. Aku meneruskan pekerjaanku kembali.

Hah, gak salah ni pakaian yang harus disetrika sebanyak ini. Apa mereka habis pesta kemarin, masa ditinggal sehari aja sudah sebanyak ini.

Lagian siapa yang mencuci pakaian ini kemarin, hmm pasti nenek sihir yang mencucinya.

Sambil menunggu setrikaannya panas, aku memeriksa ponselku sebentar. Aku tertawa membaca postingan temanku di KBM.

"Kamu mau nunggu itu setrikaan bergerak sendiri Ren!"

"Ng-nggak Ma, ini baru mau mulai kok," jawabku.

Ini nenek sihir suka ba
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status