Share

Bab 54

Ruang operasi masih tertutup rapat dengan lampu merah menyala di atas pintu. Keluarga Pratama berkumpul di luar ruangan dengan gelisah. Ayah dan ibunya saling menguatkan. Rindi juga tampak gelisah didampingi orang tuanya. Aku duduk di kursi pojok memisahkan diri dari yang lain. Sendirian sambil terus menunduk memanjatkan doa.

Bapak dan ibuku juga dikabari soal menantunya yang hari ini menjalani operasi, untuk meminta doa, tapi keluarga sepakat melarang agar jangan ikut ke rumah sakit karena rawan usia juga jarak yang jauh.

‘Semoga operasi Ayah Dio lancar, Bunda. Segera pulih dan tidak meninggalkan sakit yang lain. Syafakallah’

Pesan dari Royyan di ponsel membuatku terharu. Begitu pun Syifa, Mas Marwan dan Dian istrinya juga mengirimkan doa dan dorongan semangat untuk Mas Dio lewat pesan WA. Aku jadi merasa tak sendirian. Masih banyak orang-orang yang menyayangi kami.

“Mbak Enjang, a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status