Share

76. Keluarga atau Pekerjaan?

"Hahahaha. Tampangmu lucu banget, Yud!" seruku sambil tertawa cekikikan. Suamiku tersenyum kalem saja.

Sebenarnya bukan hanya dia yang terlihat konyol, aku pun tak kalah lucu. Tak bisa melawan keadaan tak terduga, kami memutuskan untuk menginap di rumah Pak Guntoro.

Ketika kami pergi untuk mengantarkan Mas Wawan pulang kampung, kami tak membawa apapun selain tas kecil berisi dompet, dan kartu indentitas. Di mobil pun tidak ada baju, selain beberapa potong selendang.

"Pakai baju kami saja, Mas," usul Pak Guntoro. "Mbaknya bisa pakai baju istri saya."

Tak punya pilihan lain, kami menerima kebaikan mereka. Tampak sekali mereka mencari baju rumah yang paling nyaman, sekaligus paling bagus untuk kami kenakan. Mereka berusaha menjadi tuan rumah yang baik.

Awalnya Bu Mar hendak meminjamiku salah satu dasternya yang masih bagus, bahkan terlihat relatif baru, tetapi aku menolak.

"Kalau ada celana panjang saja, Bu," ujarku sedikit rikuh. Sudah ditawari baju bagus, malah meminta yang lain.
Teha

Hayo, ketemu siapa, ya, mereka??? Ada yang bisa menebak?

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status