Share

Rasa Muak di Dalam Hati

"Kenapa?" tanya Langit ketika melihat Rintik membeku dan pipinya bersemu merah.

"Hah? Tidak."

Dengan berlari kecil, Rintik berlalu meninggalkan meja makan dan sarapannya yang belum selesai.

"Mau kemana? Sarapanmu belum di habiskan!" seru Langit pada sang istri. Namun, Rintik tak mengindahkan seruan Langit dan tetap pada tujuannya menuju kamar. Ia tidak mau jika Langit melihat dirinya salah tingkah hanya karena ucapan manis Langit.

Melihat tingkah istrinya, Langit menarik ujung bibirnya hingga tercipta sebuah senyuman. Perasaan sedikit puas karena membuat Rintik tersipu malu dengan ucapannya.

"Pelan-pelan, Lang. Kamu pasti bisa menaklukkan hati Rintik," gumam pria berlesung pipit itu dengan mantap.

***

"Kenapa, Bu? Ngelamun saja? Takutnya tersandung nanti?" tegur salah satu karyawannya yang melihatnya berjalan sambil melamun.

"Hah? Eh, hanya–" Rintik menjeda ucapannya seraya mencari alasan yang tepat untuk diberikan pada Ratih. "Pekerjaan. Sedang banyak pekerjaan," lanjutnya.

Yang dib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status