Aku terpaku melihat tubuhku, dadanya turun naik, napasnya tersengal, tubuhnya menegang dan matanya terbuka.Tak ada yang bisa kulakukan selain meratapi nasib, tak ada yang mendengar teriakanku bahkan saat perlahan ku lihat tubuhku tak lagi menegang, mataku menutup rapat dan layar monitor menunjukkan garis lurus pertanda tak ada lagi detak jantung di tubuhku.puk,aku merasakan ada yang menepuk pundakku.'Eh kok ada yang bisa menyentuhku, apa malaikat,' aku membatin. Memejamkan mata, mengatur hati dan perasaan serta mengatur debaran jantung yang tak karuan."Kenapa kamu di sini Nak?" ujar seseorang yang sangat ku kenali."Mama," gumamku.Ku buka mataku dan aku terkesima melihat sekelilingku, sebuah hamparan tanah lapang yang menghijau mirip karpet.'Duh, dimana lagi ini,' aku membatin. "Pulanglah Nak! Ini bukan tempatmu," Aku menoleh ke sumber suara."Mama," ujarku.Wanita yang aku rindukan selama ini ada di dopanku. 'Ya Tuhan mimpikah ini,' batinku."M- Ma- Mama," kataku gugup."
Bab18 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuMataku terbelalak seketika melihat anting itu, aku mengenal anting itu dengan baik, anting itu milik Nina adek iparku "Kami menduga perampoknya lebih dari satu orang," Deg, kalau anting itu benar punya Nina apa artinya Mas Ervan terlibat dan kedatangannya tadi hanya drama?"Ibu Rena kenal anting ini?" lelaki berpakaian polisi itu mengulang pertanyaanya."Saya kenal Pak, itu anting milik adek ipar saya," jawabku tanpa ragu. Aku yakin itu milik Nina karena aku hapal betul bentuk antingnya."Keterlaluan mereka, dasar manusia serakah," ujar Mama Ceril dengan penuh emosi."Apa ibu tahu mereka tinggal dimana sekarang?" tanya polisi itu. "Kalau suami saya tadi sempat berkunjung kemari Pak tapi saya tak tahu mereka tinggal di mana," ujarku.lelaki setengah tua itu manggut manggut. "Baiklah kalau gitu, terima kasih keteranganya Bu Rena, kami akan segera mencari keberadaan mereka," kata polisi itu."Hukum mereka seberat beratnya Pak!" ujar
Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati Kutu 19Cekleksuara pintu di buka dan perhatiankupun beralih ke sumber suara.Betapa terkejutnya aku, jantungku berdetak cepat dan terasa hendak lompat. Tanganku berusaha meraih bel untuk memanggil dokter saat aku lihat lelaki berpakaian perawat yang menyeringai ke arahku.'Ya Tuhan dia Ervan, lindungi aku Tuhan,' aku membatin. Sungguh aku berharap ini semua hanya mimpi."Rena, is lo kenapa? malah bengong," Aku tersentak mendengar suara Ceril, akupun mengucek mataku berulang kali. Samar samar terlihat ternyata yang berdiri di hadapanku adalah Ceril dengan muka masam dan bibir yang sedikit maju ke depan."Lo kenapa?" ujarku tanpa dosa."Tau ah," jawab Ceril tampak kesal. Dia menarik napas dan membuangnya kasar."lo kenapa?" aku mengulang pertanyaan."Gue panggil panggil lo dari tadi malah lo bengong kek lihat hantu," "ooo," jawabku singkat yang tampaknya membuat Ceril makin kesal."Is tahu gitu aku jalan aja sama Irsyat" gumam Ceril kesal.
Pesan Siaran yang Membuat Suamiku Mati KutuBab20 Menghilangnya CerilAku menikah dengan Ervan karena terpaksa," kataku memecah kesunyian antara kami."Terpaksa kenapa?" "Waktu itu papa melihat foto kita saat sedang.." ucapku tak meneruskan kata kataku karena tiba tiba ku lihat Tante Rosa ada di depan pintu kamar."Kalian ini gimana sih, Rena," ucap Tante Rosa menatapku. ",Ceril," lalu beralih memandan Ceril," di suruh makan kok malah gak turun turun," lanjut Tante Rosa.Aku menarik nafas yang tadi sempat berhenti, beruntung tadi aku tak meneruskan ucapanku."Ini Ma, Rena gak mau makan katanya," jawab Ceril."lo kenapa Ren kok gak mau makan, masih sakit ya?" ucap Tante Rosa. Tangannya mengusap lembut kepalaku."Gak papa kok Tante lagi gak selera aja," jawabku."Heleh manja, ada Mama," ucap Ceril sambil memonyongkan bibirnya."Apaan sih," ucapku datar.Setelah di bujuk Tante Rosa, akirnya akupun mau makan. Tak peduli dengan ocehan Ceril yang terus mengejekku manja, apalagi saat Tante
Bab21 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati Kutu"Iya Non, itu Non Ceril dari kemarin sore gak ada kabar terus tadi katanya ada yang lihat Non Ceril di bekap sama seorang lelaki lalu di bawa mobil," ujar Mbak Yem dengan nada cemas."Di culik?" tanyaku.."Katanya begitu Non." Ingatanku kembali tertuju pada Ervan, apa munkin lelaki ba*****t itu yang menculik Ceril, lalu di bawa kemana?Ku hempas pelan bobot tubuhku di sofa, dadaku semakin sesak ,sakit, perih dan ngilu saat aku menarik nafas.ku coba memejamkan mataku untuk meredakan rasa sakit di dadaku, aku baru ingat kalau kemarin sempat jatuh di kamar mandi.Namun entah kenapa rasanya kian berdenyut sepeeti aku harus ke Rumah Sakit."Astagfirulaah Non Rena, darah," ujar Mbak Ranti menunjuk dadaku wajahnya tampak cemas dan panik.Aku meraba dada kiriku tepatnya di bekas lukaku, basah dan sedikit hangat.Mengangkat tanganku untuk memastikan ini apa yang basah . Mataku terbelalak melihatnya, dadakupun kian berdenyut nyeri telapak t
Tap love dan komen untuk penyemangat AuthorPesan Siaran 22.RevsiBab 22 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuAku pejamkan mataku sesaat untuk mengatur debaran jantung yang rasanya hendak lompat.Sesaat kemudian dengan tangan bergetar aku membuka kain penutup mayat kas Rumah Sakit yang menutupi tubuh mayat."Astagfirullah, Ya Allah Ceril," Aku manoleh ke arah sumber suara dan tampak Tante rosa datang dan langsung berhambur memeluk tubuh Ceril."Tante, tante dia bukan Ceril," kataku.Ku sentuh pundak Tante Rossa dan mengelus pundaknya. Setelah ku perhatikan mayat itu memang bukan Ceril, ada tahi lalat di hidungnya dan juga bentuk wajahnya yang sedikit bulat, beda jauh dengan Ceril walaupun mirip.Tante Rosa mendongak, matanya yang basah menatapku," benarkah?" ujarnya dengan mata yang beribinar, ada harapan di tatapan mata itu."Iya Tante, coba Tante lebih teliti lagi! ucapku.,"Sekilas memang mirip Ceril tapi aku masih bisa mengenalinya dengan baik, Ceril tidak memiliki tahi la
Saya doakan yang tap love, komen, unlog dan subcrieb cerita ini di limpahkan rezeki yang cukup.Bab23 Pesan Siaran Yang Membuat Suamiku Mati KutuHatiku tiba tiba berdebar keras, jantungku seperti mau lompat, tubuhku bergetar seketika, aku kenal suara itu.'Ya Tuhan ini Ervan,' gumamku.***Aku membuka mataku, mengamati ruangan gelap di sini'Dimana aku, kenapa aku di sini?' batinku.Tanganku terasa pegal, ku coba menggerakkanya namun tak bisa, sepertinya tanganku di ikat di belakang kursi.Saat ini yang aku tahu aku duduk di kursi, kedua kakiku juga di ikat dan mulutku di bekap dengan kain yang di ikatkan di kepala.Mencoba memutar memori otakku, berusaha mengingat ingat apa yang terjadi. Ku paksa kepalaku mengingat, rasanya kepalaku berdenyut denyut tak karuan.Setelah cukup lama aku ingat, aku baru keluar kantor pengadilan saat ada yang membekap mulutku dari belakang. Aku berusaha meronta namun tenagaku tak cukup untuk melawanya, akirnya aku menyerah dan semua menjadi gelap.'Ya T
Bab24 Menuju EndDasar wanita tak tahu diri, mau lari kemana kau hah?" teriak Ervan dan menatap tajam ke arahku, matanya merah, rahangnya mengeras."Bagaimana ini? Aku tak mau tertangkap lelaki ba***at ini, aku harus cari ide untuk lepas dari lelaki ini!"Ervan menatap tajam ke arahku, langkah kakinya kian mendekat seiring semakin cepatnya detakan jantungku.'Bagaimana ini,' aku membatin, otakku terus berputar mencari cara agar aku bisa lepas dari lelaki ini.Aku mundur saat Ervan semakin mendekat."Mau kemana kau? Wanita bo**h." Ervan terus mendekat ke arahku dan aku terus melangkah mundur ke belakang.Dalam keadaan ketakutan kakiku menyandung sesuatu hingga aku terjatuh."Haha, mau kemana kamu?" kata Ervan dengan menaikkan sebelah bibirnya.Dia terus melangkah maju dan semakin mendekat dan menyeringai ke arahku.BugSaat dia semakin dekat aku mengambil ranting kering dan memukul tepat di bagian alat vitalnya.AaaaaErvan menjerit sambil memegang alat vitalnya yang terkena pukulan r