Share

58. Restu Sultan Setelah Aku Hamil

Aku menatap Muzammil yang tegang penuh emosi, tapi hebatnya dia bisa menahannya.

"Kak Zammil, lekas bantu aku agar segera pulang ke Indonesia. Semakin lama aku di sini hanya akan membuatmu malu. Maafkan aku yang bodoh ini, Kak Zammil," ucapku.

Muzammil hanya diam, mungkin kalau papanya tidak sedang disini dia pasti akan meluapkan emosinya. Tapi selama aku bersamanya tidak pernah sekalipun dia marah.

"Masakkan sop buntut yang lezat buat papaku!" perintahnya.

Kenapa dia tidak merespon kata-kataku sama sekali. Dia pasti terluka sekali, aku berkali-kali menyesalinya, tapi apa daya nasi sudah menjadi bubur.

Aku menyiapkan makan siang bersama Muzammil. Aneka masakan spesial Tukasha dan Inagara serta sop buntut masakan andalanku dari Indonesia. Menu kesukaan Muzammil dan papanya Kebab daging, Baklava dan Kofte.

"Ayo kita makan bersama!" ajak Sultan Mahmud.

"Ayo, Zhee!" ajak Muzammil, memaksakan diri berlagak romantis di depan papanya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status