Share

63. Kedatangan Permaisuri dan Hema

Aku sudah berusaha mengingat-ingat tato siapakah itu tapi tidak bisa mengingatnya.

"Bagaimana kalau Sultan Mahmud mendengar tentang insiden ini, Kak Zammil?" tanyaku takut dan sedih.

"Lambat laun beliau pasti mendengarnya, Zhee, tapi sebelum itu terjadi kita berusaha lagi ya? Semoga Allah lekas mengaruniakan lagi si kecil buat kita," bisik Muzammil.

Dokter sudah mengijinkan aku pulang ke rumah. Muzammil mendorong kursi rodaku sampai di depan pintu mobil. Fattah membantu membawakan koper ke mobil dan di tata di bagasi. Kemudian mobil melaju kencang menuju ke rumah.

Sepanjang perjalanan Muzammil memeluk tubuhku dengan sayang. Tubuhku yang masih lemah dan tidak berdaya membuatku semakin nyaman terlindungi.

Dret ... dret ... dret! Ponsel Muzammil bergetar, mamanya yang menelepon.

"Assalamualaikum, Sayang?" sapanya.

"Waalaikum salam, Ma," jawab Muzammil pelan.

"Kamu dimana, Sayang?" tanya mamanya.

 "Aku lagi di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status