Share

Bab 88

"Silahkan pergi kalau kamu mau tapi jangan salahkan aku kalau Ayah akan menagih hutang-hutang orang tuamu yang sudah tua renta itu," ucap Rama yang membuat gerakan tangan Arita yang mengemas pun terhenti seketika.

Arita menatap Rama dengan tatapan yang kembali berkaca-kaca. Ia masih tidak habis pikir bagaimana dengan jalan pikiran suaminya itu. Rama menginginkan kebebasan. Dengan terang-terangan Rama mengatakan jika dirinya lebih mencintai istri barunya ketimbang sosok Arita yang sudah menemaninya terlebih dahulu.

Bukankah ancamannya itu sebagai senjatanya untuk mencegah kepergian Arita? Begitulah isi batin perempuan yang saat ini kembali meneteskan air mata.

"Kamu masih mau pergi?" tanya Rama dengan nada angkuhnya. Sebab Rama yakin jika ancaman itu sudah keluar dari mulutnya, maka Arita akan kembali mengurungkan niatnya untuk pergi. Bukan hanya sekali atau dua kali Rama mengancam dengan hal seperti itu, dan ancaman itu selalu menggagalkan kepergian Arita.

"Mas, tidak berpikir kah ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
dian meirani
jadi malas baca ni mau baca hampir 3 bab masih soal bude Rita
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status