Share

86 Syukurlah

Pria yang selalu saja sombong itu sepertinya memang tak mau menurunkan kesombongannya. Yusuf segera beranjak dari tempat duduk kemudian berkata pada Bu Anjani acuh tak acuh,

"Terserah!" ujarnya dengan singkat tanpa kejelasan. Dia kemudian pergi dari ruangan Bu Anjani, meninggalkan kami berdua tanpa permisi.

Sepertinya Yusuf kesulitan memaafkan kesalahan yang tak aku lakukan, atau bisa jadi karena dia terlanjur membenciku.

"Maafkan atas sikap kakak saya, Mba Mia. Keadaan saat ini memang sulit diterima oleh kami. Khaila di rumah sakit jiwa karena sedang pemulihan, itu adalah tamparan yang keras bagi keluarga kami. Kami bahkan berusaha dengan susah payah media tak mengetahui keadaan Khaila saat ini." Bu Anjani menjelaskan kondisi keluarga.

Aku mengangguk paham. "Ya, Bu. Saya paham kok. Tidak mudah menerima semuanya. Apalagi saat ini Rani pun telah tiada. Bu Anjani dan Pak Yusuf pasti merasa bingung harus melampiaskan kekecewaan pada siapa," balasku yang berusaha mengerti.

"Bagaimana deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status