Share

19. Ciuman

Mereka sama-sama terdiam. Tangan Falisha masih berada di tangan Fattan. Namun, beberapa saat kemudian Falisha menjauhkan tangannya. 1

“Ma—maaf,” ucap Falisha gugup.

Tak ada reaksi dari pria itu. Entah kenapa sikap Fattan berubah sangat drastis. Dulu dia mengenalnya sangat ramah dan mudah tersenyum tapi sekarang wajahnya begitu suram dan dingin.

Tak lama kemudian orang yang sudah ditunggu pun datang. Setelah selesai bicara dengan koleganya pria paru baya itu pun menghampiri mereka.

“Oh ini calon istrimu?” tanya Hendra sedikit memicingkan matanya kearah Falisha.

“Malam Om Hendra,” sahut Falisha tersenyum ramah.

“Sepertinya Papi pernah melihat kamu, apakah kamu juga seorang pengusaha atau kuliah atau bekerja sebagai karyawan biasa?” tanya Hendra bersikap angkuh.

“Kalau dilihat tampangnya seperti pengacara?” ledek Nadia ikut bersuara.

“Sungguh kamu seorang pengacara?” Kini Sinta ikut memastikan.

Hendra tersenyum tipis seakan ikut mengejeknya. Namun, Falisha tetap bersikap tenang di ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status