Share

Arisan Brondong (3)

Pagi ini begitu indah, sinar mentari begitu terang menyinari ruangan kaca yang tak tertutup tirai. Angin perlahan masuk ke dalam ruangan. Belaian angin itu membangunkan Dito dalam lelapnya tidur. 

Ia terbangun dan kedua matanya masih tak percaya dengan pemandangan yang ia lihat di sekitarnya. Dito menampar pipinya sendiri berharap ini hanyalah mimpi. Namun, pipinya terasa begitu sakit hingga telapak tangannya berbekas di pipinya.

Benar, ia tidak sedang bermimpi. Semua yang ada di hadapannya ini adalah kenyataan. Ia tak sedang berada di dunia dongeng. Lantas, ia segera turun dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju jendela yang sudah terbuka sejak tadi malam. Ia sangat takjub dengan pemandangan di sekitarnya.

“Tring! Tring!” suara sepeda ontel berbunyi. Sepeda itu berjalan mengelilingi komplek perumahan mewah ini. Ia melihat seorang wanita paruh baya dengan baju khas kebayanya menjual jamu. 

Suara sepeda itu menyadarkannya untuk mengecek puku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status