Share

JEBAKAN BERAKHIR DUKA

Angi membalasnya dengan senyum. Ia membuka undangan berwarna merah itu.

Dalam undangan itu tertulis bahwa ia mengundang Angi untuk datang ke salah satu Caffe tak jauh dari indekosnya.

Dalam undangan itu pula tersimpan sebuah souvenir kalung emas untuknya.

Tak sedikitpun Angi tergoda untuk materi yang ia berikan itu. Namun, ia akan tetap datang untuk memenuhi undangannya tersebut.

Angi lantas memberi tahu Adhimas perihal isi undangan merah itu. Tentu saja, sebuah rencana untuk menangkapnya sudah disiapkan.

Caffetaria. Pukul 07.00 malam.

Angi datang sendiri ke Caffe tersebut tanpa ditemani Adhimas.

Ia berjalan masuk dengan percaya diri. Langkahnya menuntunnya menuju meja 014. Sebuah tempat yang sudah di booking sehari sebelumnya.

Meja 014 masih kosong. Rupanya Rusyd belum ada di tempat.

"Hei! Lama nunggu ya?" suara yang tidak asing ditelinganya.

"Oh. Baru saja sampai kok," sahutnya.

"Aku baru saja

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status