Share

115. Hidup Ayu

Mereka pun menikmati sarapan yang dibuat oleh Hanin. Rayyan sangat menyukai bubur ayam yang diracik oleh tangan Hanin, dia tidak henti-hentinya memuji bubur ayam itu.

Lain halnya dengan Rayhan yang menganggapnya datar tidak ada komentar, tetapi dia yang paling duluan habis memakannya.

“Bagaimana Bang, enak kan buburnya?” tanya Lula kepada Rayhan.

“Biasa saja, seperti bubur yang lain nggak ada yang istimewa,” celetuknya sembari menikmati suapan terakhirnya.

“Masa sih, tetapi kok habis duluan ya?” leduknya lagi.

“Lapar tahu!”

“Duh si Hanin, aku sudah bersusah payah untuk bisa dibenci sama dia, tetapi dia menganggapnya santai gitu, bagaimana ini hatiku kan jadi tambah suka dong kalau begini caranya?”

“Pokoknya dia nggak boleh masuk di dalam hatiku, aku harus tetap membuatnya benci denganku dengan begitu Hanin bisa memilih Bang Rayyan sebagai pendamping hidupnya,” gerutunya dalam hati.

“Setelah ini kamu mau ke mana, jadi mau ke panti asuhan?” tanya Rayyan seketika sembari makan bubur.

“In
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status