Share

BAB 88.

Kanisa mengetuk pintu ruang kerja Tendero dengan perasaan gugup, awalnya tidak ada sahutan apa pun dari dalam ruangan tersebut membuat Kanisa semakin gugup, tapi ketika Kanisa kembali mengetuk pintu dihadapannya itu akhirnya suara seruan dari dalam terdengar di mana Tendero menyerukan kata masuk. Kanisa pun akhirnya membuka pintu itu dengan gerakan pelan seiring dengan detak jantungnya yang berdetak hebat. Saat pintu sudah terbuka lebar, Kanisa bisa melihat sosok Tendero yang tengah sibuk bekerja di depan layar komputernya, pria itu tidak menoleh kepada Kanisa sedikit pun karena Tendero tidak sadar dengan keberadaan Kanisa sekarang ini.

Kanisa menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara beraturan, berusaha mengendalikan dirinya. Setelah itu Kanisa pun berjalan masuk ke dalam dan menutup pintu di belakangnya, Kanisa sudah memutuskan berdamai dengan Tendero setelah semalaman penuh Kanisa merenuningnya.

Setiap langkah yang Kanisa ambil hing

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status