Share

76. PERMINTAAN

"Heem." Aku mengangguk. Aku sudah mengirimkan pesan pada telepon satelit koperasi pulau di mana Riang tinggal. Hanya saja pesanku belum dibalas oleh gadis itu.

Untuk mengetes reaksi Ari, kukatakan saja seseorang akan segera datang.

"Astaga, Hara. Aku tak menyangka kamu senekad ini." Ari nampak kecut. "Batalkan dulu rencanamu ini. Aku hanya akan fokus pada pekerjaanku saja."

"Mana bisa?"

"Ayolah, Hara. Aku serius. Saat ini aku tak punya prioritas selain kamu. Maksudku, pekerjaan ini. Jika seseorang datang dan menuruti keinginanmu itu, bukankah situasi akan sedikit rumit?"

"Rumit apanya? Temanku cuma datang. Siapa tahu kamu suka. Kalau enggak ya tak dipaksa juga." Kamu mulai memasuki tikungan kedua. Beberapa puluh meter lagi sampai di rumah Ari.

"Hara ... Hara. Apa ini termasuk pengaruh kehamilan juga?" Kulihat Ari menggaruk rambutnya.

Rumah Ari sudah kelihatan. Aku bergegas dan saat menyeberang untuk menuju pagar, dua o
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status