Share

Berserah Diri

"Kenapa Satya bisa tahu Bapak kamu dirawat?" Mas Arfan mencegah saat aku mau masuk ke ruangan Bapak lagi. Menahan di depan pintu.

"Kenapa si orang kaku dan formal itu bisa tau?" ulangnya tak sabar.

"Mungkin dari orang tua kamu, Mas." Menghindari tatapannya aku tidak ingin berkata jujur. Kalau aku masih menjalin komunikasi dengannya.

"Tidak mungkin."

"Mungkin saja. Mamamu cerita."

"Ada sesuatu yang kamu sembunyikan?" selidiknya.

"Tidak, Mas." Tidak mau terus diintrogasi aku memilih masuk ke dalam. Membiarkan ia dengan kekesalannya sendiri di luar.

Malam saat Ibu dan Bapak terlelap, aku mencoba mengirimi Mas Satya pesan.

[Maaf atas kejadian tadi, Mas. Kamu jadi terkena pukulan Mas Arfan.]

Langsung centang dua biru.

[Bukan salah kamu, Nabila. Tidak usah minta maaf.] Aku bernapas lega membaca balasan pesan yang baru masuk. Rupanya dia pun belum tidur. Aku baru bisa kontekan dengannya setelah menunggu Mas Arfan pulang. Aku akan menginap di sini, menemani Ibu. Karna Nizar di rumah da
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status