Share

Surat Perjanjian Licik

Prisha terbangun oleh kecupan ringan di dahinya. Gemuruh hujan lebat terdengar dari luar jendela. Matanya masih sayu mengantuk ketika memaksa diri bangkit. Sekujur tubuhnya terasa sangat letih, padahal suaminya sangat berhati-hati.

Langit masih gelap, tapi jam telah menunjukkan waktu Subuh.

“Hujan lebat, aku nggak ke masjid. Kita sholat berjamaah, ya?” Suara lembut rendah magnetik singgah ke telinga Prisha.

Prisha mengangguk lesu. Malam tadi ia begadang. Bayangkan betapa parah rasa kantuknya ketika harus bangun pagi-pagi. Ia berjuang mengangkat badan sendiri, tapi berkali-kali layu merindukan bantal.

Gavin tersenyum geli. Istrinya yang hamil terlihat rapuh menggemaskan. Segera digendongnya Prisha dan diangkut ke kamar mandi.

Tanpa membuka mata, Prisha membiarkan dirinya diletakkan di bath tube berisi air hangat kuku. Ia mendesah nyaman saat merasakan kesegaran. Rasa kantuknya memudar perlahan.

Prisha membuka mata. Ia tersenyum menemukan bunga-bunga dan rempah-rempah favoritnya te
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
zulfiah alamudi
waah sudah buuciin tingkat dewa hihihi....
goodnovel comment avatar
Marqolis, S.pd, S.si
asiiikk.. romantis
goodnovel comment avatar
noor
gak kuat lah bikin jomblo mimisan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status