Share

Wedding Game

Prisha mengeringkan air mata dengan tisu. Kepalanya sedikit pening. Perut pun semakin perih dan berkeriuk akibat peristaltik usus yang minta diisi. Ia harus makan. Menghadapi kenyataan pahit butuh energi.

Gadis itu pun beranjak keluar sambil berharap tak berjumpa manusia salju.

Harapannya sia-sia. Tak dinyana, Gavin malah sudah duduk di depan meja dalam ruang makan dekat dapur. Langkah Prisha tertunda.

Pemuda itu tampak menghadapi hidangan makan malam sambil menempelkan ponsel di telinga kanan. Agaknya sibuk menyimak telepon dari seseorang. Kening halusnya berkerut. Sepasang mata abu-abu terlihat lebih dark. Ekspresinya dingin, mengandung kemarahan tertahan.

Prisha merutuk dalam hati. Kenapa pria itu malah di dapur, tidak duduk di ruang makan saja?

Prisha terpaksa menggagalkan niatnya memasak makan malam untuk diri sendiri. Menekan lapar, gadis itu berbalik. Akan tetapi, ingatan akan percakapan dengan ibunya barusan, tiba-tiba terlintas di benak. Prisha jadi memikirkan rencana baru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status