Share

Dokter Abal-Abal

Saat pintu lift tertutup, Gavin bersandar di dinding sambil memejamkan mata dan menggigit bibir. Keningnya berkerut seperti menahan rasa sakit.

Ekspresi tersebut hanya berlangsung sesaat. Begitu lift mencapai lantai tiga dan pintunya terbuka, wajahnya kembali tenang, cenderung dingin seperti biasa. Namun, sepasang matanya merah dan berair.

Panggilan telepon berupa alunan musik lembut, berbunyi dari ponselnya. Nama Nalini muncul di layar. Gavin langsung menolak panggilan. Tercatat di log panggilan telepon, berpuluh-puluh kali panggilan tak terjawab dari Nalini, sejak beberapa jam yang lalu.

Gavin keluar lift. Langkahnya agak terhuyung menuju ruang rapat perusahaan. Pucat lesi wajahnya bagai tak dialiri darah.

Gavin mengerti kondisi tubuhnya. Gula darahnya sedang drop karena tubuh tidak mendapat asupan nutrisi cukup sejak tadi malam. Selera makan menguap dan energinya raib akibat tekanan batin hebat.

Terakhir kali ia mengalami situasi serupa hingga keceriaannya terenggut, terjadi d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status