Share

Balas Dendam

Sepulang dari acara makan malam, baru satu langkah memasuki rumah, Prisha ditarik suaminya, lalu dihempaskan ke sofa ruang tamu.

Gavin membanting pintu sekuat tenaga. Suara berdebam yang keras, mengejutkan jantung Prisha hingga berdegup kencang.

"Kamu sudah tau, kan?" bentak pria itu, dalam posisi masih berdiri.

Prisha langsung mengerti yang dimaksud Gavin. Ditatanya napas demi merangkum ketenangan.

"Pak Dok, mari duduk. Kita bicara baik-baik," pinta gadis itu. Agak gemetar.

Aura Gavin terasa mengerikan. Mata pemuda itu semerah saga dan berair, kontras dengan wajah tampan sepucat mayat. Mengingatkan Prisha pada sosok vampir ganteng di film Twilight Saga.

"Saya nggak bisa bicara baik-baik ama kamu!"

"Bicara saat marah, bisa berujung penyesalan. Ada hadis Rasulullah SAW soal marah--"

"Saya nggak butuh ceramah!" bentak Gavin. "Sekarang saya tau apa yang bikin kamu pede dan berani mendebat saya!"

Kejengkelan Prisha terpantik. Gadis itu bangkit.

"Saya juga tau alasan keluarga ini me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status