Share

Bab 31

“Mas, ini kenapa kamar berantakan sekali?”

Mataku memindai sekeliling kamar yang begitu berantakan. Semua barang berserakan di bawah. Cermin meja rias pecah, foto-foto yang awalnya menggantung di dinding, kini memenuhi lantai dengan kondisi yang ... sangat hancur.

“Mas, kamu marah sama aku karena aku pergi tidak pamit?” tanyaku.

Sedangkan pria yang aku ajak bicara, dia bergeming masih membelakangiku.

“Ya Allah, Mas. Maaf, aku tidak maksud buat pergi gitu aja. Tadi, Ayah telepon dan menyuruhku ke rumahnya. Aku—“

“Terus saja bersandiwara, Meta,” ucap Mas Arfan dingin.

Sontak saja aku kaget dengan panggilan Mas Arfan padaku. Tubuhku terpaku, mataku membulat dengan tangan yang menutup mulut saat Mas Arfan membalikan badan.

Kepala kugelengkan berulang kali hampir tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Di sana, pria yang aku takutkan dapat melihatku, nyatanya sudah benar-benar bisa melihat wujud asliku.

Tidak ada lagi perban yang menutup matanya. Aku bisa melihat bulu mata lebat Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status